Begini Kiat Membatasi Diri dalam Mengikuti Tren Hiburan
Ilustrasi sejumlah penggemar grup K-Pop Neo Culture Technology 127 berswafoto.-Foto : ANTARA -
KORANPALPOS.COM - Psikolog Pendidikan sekaligus dosen Fakultas Pendidikan Psikologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Adhissa Qonita, M.Psi., memberikan sejumlah kiat agar seseorang dapat membatasi diri dalam mengikuti tren hiburan, seperti menonton konser, pergi liburan, dan berbelanja daring.
Menjelang akhir tahun, kegiatan hiburan di Indonesia semakin bertambah, mulai dari konser, promo liburan, dan lainnya.
Namun, sebelum mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan hiburan di atas, Adhissa menyarankan seseorang untuk memikirkan kembali seberapa penting hal tersebut untuk dilakukan.
"Ini nggak harus FOMO (Fear of Missing Out), konteksnya adalah bagaimana cara kita mengerem diri, secara umum kita bisa melihat ke diri kita sendiri sebelum kita menyimpulkan dan menyelesaikan sesuatu," kata Adhissa saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin malam.
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Siapkan 5.953 Formasi PPPK/2024 : Ini Harapan Peserta Tes !
BACA JUGA:Serangan Udara Israel di Gaza : 14 Warga Palestina Tewas dan Banyak yang Terluka !
Menurutnya, penting bagi seseorang untuk berpikir sejenak sambil melihat faktor kerugian dan keuntungan suatu kegiatan hiburan sebelum melakukannya (terutama yang bersifat tren belaka).
Jangan lupa untuk melihat ketersediaan anggaran dan tenaga sebelum melakukan suatu kegiatan hiburan.
"Kalau berpikirnya tergantung ke orang masing-masing, tapi tidak harus sehari, sebenarnya cuma butuh beberapa menit saja dan kita bisa melihat pro's (pro) & con's (kontra) nya, take a time dulu," ujar dia.
"Secara keuangan, memenuhi nggak kita (jika menggunakannya untuk kegiatan hiburan), kalau pun memenuhi apakah uangnya akan dipakai untuk kebutuhan lain atau tidak," sambungnya.
BACA JUGA:Catat ! Penyalahgunaan Profesi Jurnalis Bisa Dilaporkan ke Dewan Pers
BACA JUGA:Marissa Haque Dalam Kenangan
Lebih lanjut, ia menilai terkadang sulit menentukan prioritas tiap orang karena tidak semuanya memiliki prioritas yang sama.
Selama seseorang tidak terjerumus dalam mengikuti tren secara berlebihan, kegiatan hiburan sah-sah saja untuk dilakukan.