Abdullah Taufik menyampaikan keprihatinan terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh antrian panjang di SPBU di Kota Palembang.
Ia menjelaskan bahwa kondisi ini tidak hanya memperlambat mobilitas masyarakat Palembang, tetapi juga berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi dan bisnis, terutama bagi para pelaku usaha yang sangat bergantung pada ketersediaan BBM Solar.
"Tapi memang kondisi ini harus terjadi karena kemungkinan karena kebijakan pembatasan BBM solar. Dengan pembatasan ini, diharapkan warga masyarakat untuk tidak bergantung dengan solar tapi juga bisa memanfaatkan keberadaan BBM jenis lainnya misal dexlite dan lainnya," terangnya
Terkait hal, pihaknya lanjut Taufik, akan memanggil pihak Pertamina untuk meminta keterangan apakah memang ada pembatasan BBM jenis solar atau memang ketersediaan solar terbatas.
"Ini yang akan kita tanyakan ke pihak Pertamina," tandas Taufik.
Sebab dengan kondisi kapasitas solar di SPBU saat ini, Kenyataannya sangat terbatas. "Hingga dampaknya terjadi antrian panjang kendaraan untuk mengisi BBM jenis solar," ucapnya.
"Pertamina sebagai mitra strategis dalam pemenuhan kebutuhan energi harus proaktif dalam menanggapi kondisi ini," tandas politisi asal Gerindra ini.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) memproyeksikan peningkatan konsumsi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji BBM kedepan hingga jelang tahun baru.
Meskipun demikian, perusahaan ini menjamin bahwa kebutuhan untuk kedua jenis energi ini akan tercukupi.
Kenaikan konsumsi ini diprediksi seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat selama Nataru, dengan perkiraan pergerakan masyarakat mencapai 107,63 juta orang, menurut data Kementerian Perhubungan.
Patra Niaga Irto Ginting, Corporate Secretary Pertamina, menyatakan bahwa meskipun terjadi peningkatan mobilitas yang signifikan selama Nataru, pihaknya memastikan tidak akan ada kendala dalam penyaluran energi ke seluruh wilayah Indonesia. ***