Sumur ini menghasilkan minyak sebanyak 1.983 barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 1,3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) dengan tekanan tubing mencapai 150 PSI.
Menurut Anggono, ada kemungkinan peningkatan produksi dari sumur ini hingga 2.000 BOPD minyak karena tekanan tubing masih terus meningkat hingga mencapai 600 PSI.
KKKS Sele Raya, dengan dukungan dari SKK Migas, saat ini sedang melakukan uji lebih lanjut untuk mengetahui potensi penuh dari sumur SAS-1.
Aktivitas ini diharapkan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap target produksi migas nasional.
4. Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara (Daratan dan Lepas Pantai)
Wilayah daratan dan lepas pantai Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara memiliki luas mencapai 8.453,70 kilometer persegi dan merupakan salah satu wilayah dengan cadangan gas yang besar.
Meskipun belum seproduktif Kalimantan Timur atau Sumatera, potensi migas di Sulawesi Tengah dan Tenggara terus dieksplorasi oleh pemerintah dan perusahaan migas.
Kegiatan eksplorasi di wilayah ini menunjukkan prospek yang menjanjikan, terutama dalam mendukung peningkatan ketahanan energi nasional.
5. Kepulauan Natuna
Kepulauan Natuna terletak di bagian utara Indonesia dan memiliki cadangan gas yang sangat besar, terutama di wilayah lautnya.
Lapangan gas di Natuna diperkirakan sebagai salah satu yang terbesar di Asia Tenggara.
Gas dari Natuna diekspor ke berbagai negara dan menjadi salah satu sumber devisa penting bagi Indonesia.
Meskipun lokasinya cukup jauh dari pusat kegiatan ekonomi, potensi migas di Natuna terus menjadi perhatian pemerintah karena bisa menjadi sumber energi yang strategis di masa depan.
6. Papua Barat
Provinsi Papua Barat juga dikenal memiliki cadangan gas yang melimpah, terutama di wilayah darat dan lepas pantainya.
Salah satu lapangan gas terbesar di Papua Barat adalah Lapangan Tangguh, yang dioperasikan oleh BP.