SEGAYAM - Sebagai bentuk komitmen mendukung program Pemerintah dalam upaya mendorong pengembangan Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM). Serta penggerak roda perekonomian masyarakat. PLN hadir berkontribusi dalam membangun rumah budidaya maggot.
Berikan pelatihan budidaya maggot serta produk turunannya melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Diikuti antusias oleh 24 warga di Desa Segayam, kecamatan Gelumbang, kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.
Bertempat di Kantor Kepala Desa Segayam, Yulius Saputra, Kepala Desa Segayam menyampaikan rasa terima kasih. Atas terpilihnya Desa Segayam sebagai salah satu lokasi desa untuk implementasi program TJSL PLN. Ia sangat mengapresiasi penyelenggaraan sosialisasi dan pelatihan budidaya Maggot di Desa Segayam.
"Kami berharap melalui kegiatan ini dapat mendorong semangat warga untuk melaksanakan pembudidayaan maggot. Menjadi peluang usaha baru yang turut berdampak pada peningkatan taraf hidup warga. Hal itu sejalan dengan upaya dan sebagai bentuk kepedulian warga terhadap peningkatan kualitas lingkungan hidup di Desa Segayam," tukasnya.
BACA JUGA:PLN Dorong UMKM Desa Sungsang IV Miliki Legalitas dan Izin Usaha Resmi dari Pemerintah
BACA JUGA:Dari Limbah Jadi Inovasi : Pemenang Lomba TTG Dinas Perikanan Palembang yang Menginspirasi !
Saat ini total sampah organik di sini setiap bulan mencapai 400 kg. Sampah organik ini berasal dari kotoran sapi dan kambing, ampas tahu dan sayuran busuk. Serta limbah organik sisa rumah tangga yang berasal dari 1.535 Kepala Keluarga di sini.
‘’Kami selaku Pemerintah Desa dan warga Desa Segayam berterima kasih kepada PLN UIP Sumbagsel atas kepercayaannya kepada Desa Segayam. Telah melaksanakan budidaya maggot serta turut menyediakan sarana dan prasarana pendukung. Semoga program yang dilaksanakan dapat terus berlanjut guna bantu pengembangan desa dan menjadi solusi untuk menciptakan peluang usaha dan lingkungan desa yang bersih,’’ ucap Yulius.
Ir. Arfan Abrar, S.Pt., M.Si., Ph.D., IPM. ASEAN.Eng, Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya (UNSRI), selaku narasumber mengungkapkan maggot adalah larva yang memiliki protein tinggi. Hasilnya dapat diolah menjadi pakan ternak dan pupuk untuk kesuburan tanah serta sebagai budidaya pengolahan sampah organik.
"Pelaksanaan budidaya maggot ini sangat penting. Mengingat sebagian besar masyarakat Desa Segayam beternak ikan dan cendrung membeli pakan ikan berupa pelet. Maggot dapat dijadikan sebagai alternatif pakan yang kaya nutrisi untuk ternak dengan biaya yang relatif lebih murah,’’ ungkap Arfan.
BACA JUGA:PLN Gelar Pelatihan Batik Malam Dingin kepada UMK Berbasis Wastra
BACA JUGA:Dorong Pengembangan UMKM : PLN Serahkan Bantuan Alat Produksi Olahan Mangrove
Arfan menuturkan, bahwa jumlah produksi maggot turut dipengaruhi oleh jumlah sampah organik yang tersedia pada setiap siklusnya.
‘’Periode 1 siklus yaitu per 2 minggu dengan total perbandingannya 5 : 1 dengan rincian 5 kg sampah akan menghasilkan 1 kg Maggot. Dengan total produksi sampah organik per bulan di Desa Segayam mencapai 400 Kg, maka total Maggot yang dapat dihasilkan adalah 80 Kg per bulan," jelasnya.
Untuk produk turunan maggot berupa pelet maggot, berasal dari penggabungan maggot dengan bahan lainnya. Berupa tepung jagung dan premiks dengan perbandingan 1 : 6. Sehingga untuk menghasilkan 7 Kg pelet maggot dibutuhkan 1 Kg maggot ditambah 6 Kg bahan lainnya untuk setiap siklusnya,’’ jelas Arfan.