Harapannya, dengan pengembangan ini, kopi dari Lahat dapat semakin dikenal luas dan memiliki daya saing di pasar internasional.
5. Kota Pagaralam: Kopi dari Kaki Gunung Dempo
Kota Pagaralam, yang terletak di kaki Gunung Dempo, juga merupakan salah satu daerah penghasil kopi terbesar di Sumatera Selatan.
Pada tahun 2022, Pagaralam memproduksi 16.375 ton kopi.
Kopi dari Pagaralam dikenal dengan cita rasa yang khas dan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah ini.
Sebagai salah satu kota yang terkenal dengan keindahan alamnya, Pagaralam juga memanfaatkan kopi sebagai bagian dari promosi pariwisata.
Pemerintah kota bersama masyarakat terus berupaya mengembangkan perkebunan dan pengolahan kopi di wilayah ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya.
Pagaralam juga telah menjadi pusat pelatihan bagi petani kopi di Sumatera Selatan, dengan berbagai program pelatihan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kualitas produksi kopi.
Dengan kondisi alam yang mendukung dan upaya pengembangan yang terus dilakukan, kopi dari Pagaralam memiliki potensi besar untuk berkembang di pasar domestik maupun internasional.
Berdasarkan data Statistik Kopi Indonesia Tahun 2022 yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), total produksi kopi nasional mencapai 774,96 ribu ton.
Dari jumlah tersebut, Sumatera Selatan menyumbangkan 211,68 ribu ton atau sekitar 26,85% dari total produksi kopi nasional.
Jumlah ini menjadikan Sumsel sebagai provinsi dengan kontribusi terbesar dalam produksi kopi di Indonesia, diikuti oleh Lampung dengan 116,28 ribu ton dan Sumatera Utara dengan 80,87 ribu ton.
Selain itu, Sumatera Selatan juga memiliki luas areal perkebunan kopi terbesar di Indonesia, yaitu sebesar 267,25 ribu hektare atau 21,11% dari total luas areal kopi di Indonesia.
Hal ini menunjukkan bahwa Sumatera Selatan memiliki potensi besar sebagai produsen kopi utama di tingkat nasional maupun internasional.
Meskipun Sumatera Selatan merupakan penghasil kopi terbesar di Indonesia, nama Lampung justru lebih dikenal di dunia internasional sebagai produsen kopi.
Fenomena ini mirip dengan peribahasa "kerbau punya susu, sapi punya nama," di mana Sumsel memiliki produksi yang lebih besar, tetapi Lampung yang lebih dikenal.