Sebaliknya, siapa yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya, Allah akan mencukupkan segala urusannya dan menjadikan kekayaan di dalam hatinya (HR. Ahmad).
2. Jahil terhadap Ilmu Agama
Tanpa ilmu, seseorang tidak akan memahami bahwa kekayaan hakiki bukanlah terletak pada banyaknya harta, tetapi pada kekayaan hati.
Ilmu agama mengajarkan bahwa pahala Allah di akhirat lebih baik bagi orang beriman dibanding kekayaan dunia (QS. Al Qashash: 79-80).
BACA JUGA:Empat Tanda Cinta kepada Allah dalam Al-Qur’an: Panduan Umat Beriman
BACA JUGA:Islam Bukan Agama Prasmanan: Mengapa Kita Harus Mengamalkan Ajaran Secara Keseluruhan
3. Mengikuti Bisikan Setan dengan Bermaksiat
Setan menakut-nakuti manusia dengan kefakiran, sehingga mendorong mereka untuk berbuat maksiat demi dunia. Namun, Allah menjanjikan ampunan dan karunia bagi mereka yang beriman dan bertakwa (QS. Al Baqarah: 268).
4. Bergaul dengan Orang Kaya, Kurang Bergaul dengan Orang Miskin
Banyak bergaul dengan orang yang lebih kaya dapat membuat seseorang merasa kurang dan meremehkan nikmat yang sudah ada.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan untuk melihat orang yang di bawah kita agar kita lebih bersyukur (HR. Bukhari-Muslim).
5. Kurang Mensyukuri Nikmat-Nikmat Kecil
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak” (HR. Ahmad no. 18449).
BACA JUGA:Rahasia Taqwa: Menemukan Solusi dan Rezeki di Saat Sulit
BACA JUGA:Anak Yatim Piatu Karena Orang Tuanya Terlalu Sibuk: Fenomena Baru yang Mengkhawatirkan
6. Hati yang Sakit dan Mati