Dari informasi yang dihimpun, kawanan gajah tersebut datang dari tiga arah berbeda, yaitu utara, selatan, dan timur desa.
"Ada yang datang dari utara, sekitar tiga ekor, kemudian dari arah selatan juga ada tiga ekor, dan dari timur jumlahnya puluhan," jelas Parsono.
Kedatangan kawanan gajah ini diketahui oleh salah seorang warga yang sedang patroli di kebun.
Setelah menyaksikan gerombolan gajah yang semakin mendekati pemukiman, ia segera melaporkan kejadian tersebut kepada warga lain dan perangkat desa.
Warga yang sudah waspada terhadap ancaman ini langsung berkumpul dan berupaya mengusir kawanan gajah hingga dini hari.
"Setelah dapat informasi dari warga yang sedang patroli, kami langsung keluar rumah dan berusaha mengusir kawanan tersebut. Meskipun mereka berhasil diusir, warga tetap merasa takut dan tidak bisa tidur nyenyak," lanjut Parsono.
Ia menambahkan bahwa situasi semakin genting karena kawanan gajah tersebut sempat menghancurkan tanaman karet sebelum akhirnya diusir.
Serangan kawanan gajah ini mengakibatkan kerugian yang cukup besar bagi warga.
Salah satu warga kehilangan sebagian besar kebun karetnya yang rusak akibat injakan dan amukan kawanan gajah.
Selain kerugian materiil, warga juga harus menghadapi ketakutan yang terus menghantui mereka, terutama saat malam tiba.
"Warga semakin takut untuk beraktivitas, takut pergi ke kebun, dan takut untuk tidur nyenyak di malam hari," tutur Parsono.
Warga khawatir bahwa kawanan gajah akan kembali lagi dan menghancurkan lebih banyak lahan serta mendekati rumah mereka.
Kejadian ini bukan kali pertama terjadi di Desa Tri Anggun Jaya. Kawanan gajah liar kerap kali memasuki area perkebunan warga, merusak tanaman, dan mendekati pemukiman.
Serangan-serangan ini membuat warga desa hidup dalam kekhawatiran yang berkepanjangan, terutama karena desa mereka berada di jalur lintasan kawanan gajah liar yang berasal dari hutan di sekitar kawasan tersebut.