Perilaku ini telah berulang kali viral di Prabumulih, sehingga Regina merasa tidak memiliki pilihan lain selain memasung anaknya demi menghentikan kebiasaan buruk tersebut.
BACA JUGA:Truk Bermuatan Tanah Terguling di Depan Gerbang Polres Ogan Ilir, Lalu Lintas Macet 1 KM !
BACA JUGA:Ngaku Debt Colector, Pekerja Serabutan Larikan Mobil Kredit
"Anak saya sering terlibat dalam kasus pencurian dan hal ini sudah menjadi masalah yang memalukan keluarga kami. Saya tidak tahu harus berbuat apa lagi," ujar Regina ketika dimintai keterangan oleh pihak kepolisian.
Regina juga mengungkapkan bahwa keluarga telah berusaha berbagai cara untuk mengatasi perilaku MA, termasuk melalui pengobatan alternatif dan perawatan medis di RS Ernaldi Bahar Palembang.
Namun, upaya tersebut tidak membuahkan hasil, sehingga ia merasa tindakan pemasungan adalah jalan terakhir untuk mengekang perilaku anaknya.
Respons Masyarakat dan Aparat
BACA JUGA:Gerebek Bandar Narkoba di OKU, Polisi Amankan 1,55 Gram Sabu
BACA JUGA:Curi Getah Karet di OKU, Dua Warga OKU Timur Diringkus Polisi
Kasus pemasungan MA ini memicu reaksi keras dari masyarakat sekitar.
Warga Perumahan Griya Mutiara Sejahtera, tempat MA dipasung, merasa tidak nyaman dengan situasi tersebut.
Menurut pengakuan warga, mereka sering mendengar teriakan dari lokasi pemasungan, yang mengganggu ketenangan lingkungan mereka.
"Kami sudah sering mendengar suara teriakan dari tempat tersebut, dan itu sangat mengganggu. Kami tidak setuju ada pemasungan di lingkungan ini," ujar seorang warga yang tidak ingin disebutkan namanya.
Sikap serupa juga disampaikan oleh Sekretaris Kelurahan (Seklur) Cambai dan Ketua RT 05 RW 01.
Mereka dengan tegas menolak pemasungan MA di lingkungan mereka, dan meminta agar kasus ini segera ditangani dengan cara yang lebih manusiawi.
Atas desakan warga dan pihak berwenang, Regina akhirnya menandatangani surat pernyataan untuk tidak lagi memasung anaknya.