Meskipun demikian, tantangan dalam implementasi program ini masih ada, terutama terkait dengan stigma sosial, kurangnya pengetahuan tentang kesehatan mental, dan keterbatasan sumber daya di tingkat lokal.
Kasus pemasungan MA oleh ibunya di Prabumulih mencerminkan masalah yang kompleks dalam masyarakat, yang melibatkan faktor ekonomi, kesehatan mental, dan sosial.
Meskipun tindakan pemasungan dilakukan dengan alasan yang mungkin dianggap masuk akal oleh sang ibu, hal ini tetap menjadi bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia dan harus dihentikan.
Dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan pihak berwenang sangat penting dalam menangani kasus-kasus seperti ini.
Selain itu, edukasi mengenai pentingnya kesehatan mental serta akses yang lebih luas terhadap layanan kesehatan yang memadai menjadi kunci untuk mencegah terjadinya tindakan serupa di masa mendatang.
Dengan adanya perhatian publik dan upaya kolaboratif dari berbagai pihak, diharapkan kasus seperti ini tidak lagi terjadi, dan individu dengan gangguan mental atau perilaku menyimpang dapat mendapatkan perawatan yang lebih manusiawi dan bermartabat.