Benarkah Setelah Terkena DBD Seseorang Tidak Akan Terinfeksi Lagi? Simak Penjelasannya !

Minggu 08 Sep 2024 - 12:02 WIB
Reporter : Echi
Editor : Zen Kito

KORANPALPOS.COM - Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit tropis yang menyebar melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Sering kali menyebabkan kesalahpahaman tentang kekebalan tubuh.

Masih banyak anggapan di masyarakat yang menyatakan bahwa setelah seseorang terinfeksi DBD, mereka akan kebal dan tidak mungkin terinfeksi lagi.

BACA JUGA:Menyembuhkan Berbagai Penyakit dengan Takokak: Panduan Lengkap Pengobatan Alami

BACA JUGA:20 Manfaat Daun Sambiloto: Solusi Herbal untuk Berbagai Penyakit

Namun, apakah anggapan ini benar?

Kenyataannya, infeksi DBD tidak memberikan kekebalan jangka panjang terhadap semua serotipe virus dengue.

Menurut dr. Buti A. Azhali, SpA, MKes, seorang dokter spesialis anak yang berbicara dalam kegiatan edukasi "Langkah Bersama Cegah DBD" di Bandung, Jawa Barat, pada Sabtu (8/9), ada empat serotipe virus dengue yang berbeda.

BACA JUGA:Mengenal Manfaat dan Khasiat Tanaman Adam dan Hawa, Tanaman Hias yang Ampuh Redakan Batuk!

BACA JUGA:Rahasia Vitamin D untuk Imunitas Kuat: Penting Bagi Semua Usia !

Ini berarti seseorang yang pernah terinfeksi DBD masih dapat terinfeksi oleh serotipe virus dengue yang berbeda di kemudian hari.

"Sebagian besar orang berpikir bahwa setelah mereka sembuh dari DBD, mereka tidak akan terkena infeksi lagi. Padahal, infeksi bisa terjadi kembali dengan serotipe yang berbeda, dan infeksi berikutnya bisa berisiko lebih parah," jelas dr. Buti.

Dalam rangka melawan risiko infeksi yang berulang dan mengurangi dampak penyakit, vaksinasi menjadi salah satu langkah pencegahan yang sangat penting.

BACA JUGA: Buah Misterius Pembunuh Hipertensi : Ditemukan di Malang Jawa Timur, Ini Hasil Penelitiannya !

BACA JUGA:Imunisasi Penting pada Anak PJB untuk Cegah Pneumonia

Vaksin DBD yang tersedia saat ini dapat diberikan kepada kelompok usia 6-45 tahun.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin ini untuk anak-anak usia 6-18 tahun, sedangkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan untuk usia 19-45 tahun.

Kategori :