Hal ini memunculkan spekulasi bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki dalam komunikasi antara pemain dan pelatih, yang kemudian disinggung oleh Erick Thohir dalam pernyataannya.
Erick Thohir berharap agar Elkan Baggott bisa memikirkan kembali posisinya di Timnas Indonesia dan menunjukkan komitmennya terhadap tim.
Dia yakin bahwa Elkan memiliki potensi besar dan masih bisa memberikan banyak kontribusi untuk skuad Garuda.
Erick juga menyoroti bahwa pengalamannya bermain di luar negeri bisa menjadi keuntungan bagi Elkan dan tim jika dia bisa membawa pelajaran tersebut ke Timnas Indonesia.
"Elkan harus memikirkan kembali posisinya di timnas Indonesia. Dia memiliki potensi besar untuk berprestasi dan memberikan kontribusi nyata bagi tim," ujar Erick.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa PSSI tetap membuka pintu bagi Elkan untuk kembali bergabung dengan Timnas, asalkan ada komitmen dari sang pemain untuk bekerja sama dan mendukung visi pelatih.
Kisah Elkan Baggott di Timnas Indonesia masih panjang, dan banyak harapan yang digantungkan pada bek muda ini.
Dengan potensi besar yang dimilikinya, Elkan diharapkan dapat terus berkembang dan memberikan kontribusi bagi tim.
Sementara itu, PSSI melalui Erick Thohir tetap mendorong agar Elkan bisa lebih terbuka dan berkomitmen penuh untuk membangun kekuatan tim nasional Indonesia.
Dengan absennya Elkan dari beberapa panggilan timnas, masa depannya bersama skuad Garuda masih menjadi tanda tanya.
Namun, dengan komunikasi yang lebih baik dan pemahaman yang lebih mendalam antara pemain, pelatih, dan federasi, ada harapan bahwa Elkan bisa kembali menjadi bagian penting dari perjalanan timnas Indonesia menuju kejayaan di kancah sepak bola internasional.
Di sisi lain, Erick Thohir mengatakan tim nasional Indonesia semua kelompok umur, termasuk putri, memerlukan dana operasional yang besar untuk menjalankan program-program berkesinambungan demi kebangkitan prestasi sepak bola nasional.
"Program PSSI bukan program 'kagetan' tapi program kontinuitas agar tim nasional tidak kadang-kadang menang, kadang-kadang kalah. Kami ingin konsisten memberikan hasil yang terbaik," ujar Erick.
Pria yang juga Menteri BUMN itu menyebut, PSSI memerlukan dana sekitar Rp800 miliar per tahun untuk menjalankan aktivitas seluruh tim nasional.
Untuk memenuhi kebutuhan itu, PSSI melalui PT Garuda Sepak Bola Indonesia (GSI) yakni perusahaan yang 95 persen sahamnya dimiliki PSSI dan sisanya punya Yayasan Bakti Sepak Bola Indonesia terus menjalin kerja sama dengan berbagai pihak mulai dari pemerintah hingga swasta.
"Saya senang sekali kalau kita bisa membangun sepak bola bersama-sama. Tidak hanya pemerintah dan perusahaan BUMN, sekarang banyak pihak swasta yang memberikan dukungan karena memang membangun sepak bola itu mahal," kata Erick.