Rasanya yang unik dan sedikit pahit berasal dari pucung memberikan sensasi berbeda dibandingkan dengan hidangan ikan lainnya.
7. Roti Buaya
Roti Buaya bukan sekadar makanan tetapi juga memiliki nilai simbolis dalam tradisi pernikahan Betawi.
BACA JUGA:Malbi Daging : Hidangan Khas Palembang yang Kaya Rasa dan Warisan Budaya
BACA JUGA:Asal Usul Nama Tempoyak: Dari Kearifan Lokal Hingga Kelezatan Kuliner Nusantara
Roti ini biasanya disajikan dalam ukuran besar dan berbentuk buaya yang melambangkan kesetiaan dalam rumah tangga.
Meskipun sering hanya digunakan sebagai simbol roti buaya sebenarnya juga bisa dimakan dengan rasa yang manis dan tekstur yang sedikit kering.
8. Bir Pletok
Bir pletok adalah minuman tradisional Betawi yang terbuat dari campuran rempah-rempah seperti jahe, serai, kayu manis dan daun pandan.
BACA JUGA:Mie Celor Gurih: Sarapan Palembang yang Penuh Kalori dan Kenikmatan
BACA JUGA:Lenggang : Variasi Pempek Makanan Khas Palembang
Meskipun namanya bir minuman ini sama sekali tidak mengandung alkohol.
Bir pletok biasanya diminum untuk menghangatkan tubuh terutama di malam hari.
Rasanya yang hangat dan aromanya yang khas menjadikannya minuman yang disukai banyak orang.
Makanan khas Betawi adalah salah satu kekayaan budaya Indonesia yang harus tetap dilestarikan.
BACA JUGA:Kue Lidah Kucing : Cemilan Manis yang Memikat Selera
BACA JUGA:Nikmati Lezatnya Cah Jamur : Hidangan Sehat yang Mudah Dimasak
Setiap hidangan memiliki cerita dan sejarah tersendiri mencerminkan perjalanan panjang suku Betawi dan berbagai pengaruh budaya yang masuk ke Jakarta.
Dari kerak telor yang gurih hingga bir pletok yang menyehatkan kuliner Betawi tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga menjadi saksi bisu sejarah panjang kota Jakarta.
Melestarikan makanan khas ini adalah bagian dari menjaga identitas dan tradisi yang diwariskan oleh nenek moyang kita.*