BATURAJA - Balai Bahasa Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) membuka kemah cerpen revitalisasi bahasa daerah yang diikuti oleh 36 peserta pemenang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) dari berbaga daerah di Bumi Sriwijaya.
"Peserta berasal dari enam kabupaten di Sumsel meliputi Kabupaten OKU Timur, OKU Selatan, OKI, OKU, Muaraenim, dan Kota Palembang," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumsel, Karyono, saat dikonfirmasi Minggu (10/12/2023).
Dia mengatakan, enam daerah ini menjadi sasaran pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah yang dikemas dalam kegiatan kemah cerpen.
BACA JUGA:OKU Terima Penghargaan Smart City 2023
BACA JUGA:Jelang Natal dan Tahun Baru, Sidak Pasar
Dalam kegiatan tersebut, kata dia, peserta dari kalangan pelajar Sekolah Dasar (SD) dan SMP dilatih menulis cerpen ke dalam dua bahasa, yaitu bahasa daerah dan Bahasa Indonesia.
Bahasa daerah yang dimaksud adalah Bahasa Komering, Ogan, Kayuagung, Padamaran, Lematang, dan Melayu Dialek Palembang asal Sumsel.
"Untuk penguatan karya-karya mereka, kami menghadirkan seorang Cerpenis Indonesia asal Sumatra Selatan yaitu Rizqi Turama," katanya.
BACA JUGA:Tingkatkan Kapasitas dan Mutu Petani: Rembuk Paripurna IV KTNA Kabupaten Muara Enim
BACA JUGA:Jelang Natal dan Tahun Baru, Sidak Pasar
Melalui kegiatan tersebut diharapkan dapat memberikan kemampuan bagi peserta untuk menggali ide atau gagasan dengan pengembangan kalimat bernuansa sastra dalam bahasa daerah.
Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan menjadi ruang pendampingan bagi siswa dalam hal praktik menulis cerpen dan memoles serta mengurasi bahasa mereka dengan baik, sehingga menjadi karya yang layak cetak dan pantas dibaca khalayak sebagaimana cerpen-cerpen yang ditulis oleh kalangan profesional.
"Harapan kami, dengan bekal pengetahuan dalam pelatihan ini dapat menjadi modal bagi peserta dalam penulisan karya cerpen berikutnya," harapnya.
BACA JUGA:24 Anggota Jama'ah Islamiyah OKI Lepas Baiat
Sementara, Kepala UPTD BPPK Dinas Pendidikan Sumsel, Iman Subarno menambahkan, kegiatan kemah cerpen ini menjadi pemahaman dan penguatan nilai bahasa daerah sebagai media kearifan tempat generasi muda berkarya.