Harga garam halus beryodium tercatat mengalami penurunan sebesar 0,95 persen atau Rp110, menjadi Rp11.430 per kg.
Garam merupakan salah satu komoditas yang penggunaannya cukup luas di berbagai sektor, dari rumah tangga hingga industri, sehingga penurunan harga ini bisa menjadi kabar baik bagi berbagai pihak yang bergantung pada komoditas ini.
Sementara itu, untuk komoditas ikan, terjadi pergerakan harga yang bervariasi.
Harga ikan kembung naik sebesar 0,21 persen atau Rp80, menjadi Rp37.380 per kg.
Begitu pula dengan ikan tongkol yang mengalami kenaikan kecil sebesar 0,03 persen atau Rp10, menjadi Rp31.650 per kg.
Namun, harga ikan bandeng justru mengalami penurunan cukup signifikan sebesar 2,61 persen atau Rp870, menjadi Rp32.490 per kg.
Penurunan harga ikan bandeng ini mungkin disebabkan oleh peningkatan pasokan di pasar, terutama dari daerah-daerah penghasil ikan bandeng.
Dari data yang disajikan oleh Badan Pangan Nasional, dapat dilihat bahwa fluktuasi harga pangan masih menjadi fenomena yang cukup umum terjadi di pasar Indonesia.
Meski demikian, kestabilan harga beras premium di angka Rp15.520 per kg menjadi sinyal positif di tengah dinamika pasar pangan yang berfluktuasi.
Konsumen diharapkan tetap waspada dan bijak dalam mengelola anggaran belanja kebutuhan pokok, mengingat pergerakan harga yang dapat berubah sewaktu-waktu.
Peran pemerintah dalam memantau dan mengatur distribusi pangan sangatlah penting untuk menjaga kestabilan harga di pasar.
Dengan adanya data yang teratur dan transparan seperti yang disajikan oleh Badan Pangan Nasional, diharapkan konsumen dapat lebih mudah mengambil keputusan dalam berbelanja dan memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari.
Di sisi lain, produsen dan distributor pangan juga diharapkan terus bekerja sama dengan pemerintah untuk memastikan pasokan pangan yang stabil dan harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat.