Indonesia masih sangat bergantung pada impor kedelai untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, sehingga perubahan harga internasional berdampak langsung pada pasar domestik.
Harga gula konsumsi juga mengalami kenaikan kecil sebesar 0,17 persen atau Rp30, menjadi Rp17.850 per kg.
Kenaikan ini cukup wajar mengingat permintaan terhadap gula cenderung stabil di masyarakat.
Gula merupakan salah satu bahan pangan yang hampir selalu dibutuhkan setiap hari oleh masyarakat, sehingga pergerakan harga yang kecil pun bisa berdampak pada daya beli konsumen.
Harga minyak goreng kemasan sederhana dan curah juga terpantau bervariasi.
Harga minyak goreng kemasan sederhana mengalami sedikit penurunan sebesar 0,06 persen atau Rp10, menjadi Rp18.050 per kg.
Sementara itu, minyak goreng curah turun lebih signifikan sebesar 0,62 persen atau Rp100, menjadi Rp16.070 per kg.
Penurunan harga minyak goreng ini bisa menjadi angin segar bagi konsumen yang sering menggunakan produk ini untuk keperluan memasak sehari-hari.
Berbeda dengan minyak goreng, harga tepung terigu menunjukkan pergerakan yang beragam.
Tepung terigu curah mengalami penurunan sebesar 0,78 persen atau Rp80, menjadi Rp10.130 per kg.
Penurunan ini sejalan dengan kondisi pasar yang mungkin sedang mengalami surplus produksi.
Namun, tepung terigu non-curah justru mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen atau Rp20, menjadi Rp13.200 per kg.
Kondisi ini menunjukkan adanya perbedaan dinamika antara tepung terigu curah dan non-curah di pasar.
Komoditas jagung di tingkat peternak juga mengalami kenaikan harga sebesar 0,34 persen atau Rp20, menjadi Rp5.960 per kg.
Jagung merupakan bahan baku penting untuk pakan ternak, sehingga pergerakan harga jagung sering kali berkaitan erat dengan kebutuhan sektor peternakan.
Kenaikan ini bisa saja disebabkan oleh peningkatan permintaan dari para peternak yang membutuhkan jagung sebagai pakan ternak mereka.