Ada dua jenis manusia dalam menghadapi futur:
Membawa Futurnya kepada Hal yang Bermanfaat: Contohnya, seseorang mungkin merasa malas untuk menghadiri majelis ilmu, tetapi ia tetap membaca Al-Qur'an di rumah. Ini menunjukkan bahwa ia masih berada dalam jalan hidayah, meskipun semangatnya menurun.
Membawa Futurnya kepada Hal yang Menjerumuskan: Seseorang yang dalam masa futur justru melakukan hal-hal yang mendekatkan dirinya kepada dosa, maka ia termasuk orang yang tersesat dan menyimpang dari ajaran Islam.
Kiat Mengatasi Futur
Berikut beberapa kiat yang bisa dilakukan ketika futur melanda:
Berdo’a: Memohon kepada Allah agar diberikan kekuatan dan keteguhan hati dalam menghadapi masa-masa futur. Doa adalah senjata seorang mukmin yang dapat menguatkan dirinya di saat-saat lemah.
Merenungi Ayat-ayat Allah: Baik yang terdapat dalam Al-Qur'an (ayat-ayat syar'iyyah) maupun dalam tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta (ayat-ayat kauniyyah). Renungan ini dapat membangkitkan kembali kesadaran akan kebesaran Allah dan mendorong untuk kembali beribadah dengan penuh semangat.
BACA JUGA:Mengikuti Teladan Nabi: Pentingnya Mendoakan Diri Sendiri Sebelum Orang Lain
BACA JUGA:Rumah yang Berkah: Keindahan yang Hakiki dalam Kehidupan
Bergaul dengan Orang-orang Shalih: Lingkungan sangat mempengaruhi semangat seseorang. Ketika futur melanda, dekatilah teman-teman yang shalih dan berakhlak baik. Meskipun hanya duduk bersama mereka, bisa jadi kita mendapatkan nasihat atau kalimat yang dapat menjadi pegangan hidup.
Memiliki Majelis Ilmu Rutin: Meski sedang dalam kondisi futur, tetaplah hadir di majelis ilmu. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa orang yang hadir di majelis ilmu tidak akan merugi. Bahkan jika kita hanya duduk tanpa tujuan khusus, keberkahan dari majelis ilmu tetap akan mengalir kepada kita.
Komitmen Terhadap Amalan Rutin: Pegang teguh amalan yang telah kita biasa lakukan, meskipun hanya satu amalan sunnah. Amalan ini bisa menjadi "harga mati" dalam kehidupan kita yang akan membangkitkan kembali semangat untuk menjalankan ibadah-ibadah lainnya.
Menghadapi masa futur adalah hal yang wajar dan pasti terjadi dalam kehidupan setiap Muslim. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya dan tetap berusaha untuk tidak terjerumus dalam dosa.
BACA JUGA:Keberkahan Waktu Pagi: Mengapa Sebaiknya Tidak Tidur Setelah Shubuh?
BACA JUGA:Makna Safar dalam Islam: Antara Ujian dan Berkah