Selain subsidi BBM dan LPG, Sri Mulyani juga mengungkapkan bahwa anggaran subsidi listrik dalam RAPBN 2025 mengalami penurunan sebesar Rp500 miliar, dari Rp90,2 triliun menjadi Rp89,7 triliun.
Penurunan ini merupakan bagian dari penyesuaian anggaran subsidi secara keseluruhan yang disesuaikan dengan dinamika ekonomi dan asumsi makro.
Menteri Keuangan mengingatkan bahwa anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dirancang untuk cukup fleksibel meskipun asumsi dasar makro telah ditetapkan.
BACA JUGA:Pertamina Gencar Sosialisasikan QR Code untuk Pertalite : Apa Manfaatnya bagi Pengguna BBM Subsidi ?
Menurutnya, dinamika perekonomian yang sering berubah memerlukan APBN yang adaptif agar bisa menanggapi berbagai perubahan situasi ekonomi yang terjadi.
“Penting bagi kita untuk terus memperlakukan asumsi dasar ekonomi makro sebagai baseline, namun tetap menjaga fleksibilitas dalam APBN. Ini menjadi pelajaran berharga bahwa dinamika ekonomi memerlukan penyesuaian yang cepat dan tepat dalam pengelolaan anggaran negara,” imbuh Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa penyesuaian anggaran subsidi ini merupakan langkah untuk memastikan bahwa alokasi anggaran dapat mengakomodasi perubahan kondisi ekonomi dan kebutuhan kompensasi yang timbul akibat fluktuasi harga energi serta penyesuaian nilai tukar.
Penurunan anggaran subsidi energi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menjaga keseimbangan fiskal dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan domestik.
Dengan asumsi nilai tukar dan harga energi yang fluktuatif, pemerintah berusaha untuk mengelola anggaran subsidi dengan hati-hati agar tidak menambah beban anggaran negara.
Namun, Sri Mulyani berharap bahwa penyesuaian ini dapat memberikan dampak positif dalam menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan bahwa subsidi energi tetap dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Pemerintah akan terus memantau perkembangan ekonomi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan APBN 2025 dapat mencerminkan kebutuhan dan prioritas pembangunan nasional serta memberikan dukungan yang memadai untuk sektor energi dan sektor-sektor penting lainnya.
Kesehatan keuangan negara dan keberlanjutan subsidi akan terus menjadi fokus utama dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran ke depan.
Secara keseluruhan, penurunan anggaran subsidi energi dalam RAPBN 2025 menunjukkan respons pemerintah terhadap perubahan kondisi ekonomi, khususnya dalam hal nilai tukar dan harga energi.
Dengan penyesuaian anggaran yang dilakukan, diharapkan dapat menjaga stabilitas ekonomi dan memastikan bahwa alokasi anggaran tetap sesuai dengan kebutuhan rakyat dan prioritas pembangunan nasional.