Inflasi yang tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat dan mempengaruhi kestabilan ekonomi.
3. Kepercayaan Investor
Penurunan nilai tukar juga dapat mempengaruhi kepercayaan investor. Investor asing mungkin melihat penurunan nilai tukar sebagai sinyal ketidakstabilan ekonomi atau risiko investasi.
Ini dapat berdampak pada arus investasi asing langsung dan portofolio yang masuk ke Indonesia.
Bank Indonesia sebagai otoritas moneter negara akan terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah dan melakukan kebijakan yang diperlukan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
BI memiliki beberapa instrumen kebijakan, termasuk intervensi pasar valuta asing, penetapan suku bunga, dan kebijakan moneter lainnya untuk menjaga nilai tukar rupiah agar tetap stabil.
Selain itu, prospek nilai tukar rupiah ke depan akan sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan ekonomi global, keputusan moneter dari bank sentral negara-negara besar, serta kebijakan domestik yang diterapkan oleh pemerintah dan BI.
Penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi menjadi Rp15.567 per dolar AS mencerminkan dinamika pasar valuta asing yang dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik.
Dampak penurunan ini dapat dirasakan di berbagai sektor ekonomi, termasuk perdagangan, inflasi, dan kepercayaan investor.
Bank Indonesia dan pihak-pihak terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan mengurangi dampak negatif dari fluktuasi nilai tukar.