PAGARALAM, KORANPALPOS.COM - Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Sumatera Selatan mengungkapkan bahwa teh yang dihasilkan di kawasan Gunung Dempo, Pagaralam, Sumatera Selatan, telah meraih popularitas yang tinggi.
Khususnya di kalangan masyarakat sejumlah negara di Asia dan Eropa.
Teh tersebut dikenal luas karena cita rasanya yang unik serta aroma harumnya yang khas, menjadikannya favorit di pasar internasional.
BACA JUGA:5 Kabupaten yang Memiliki Hutan Lindung Paling Luas di Sumatera Selatan : Menjaga Warisan Alam !
BACA JUGA:5 Kabupaten dengan Jumlah Penduduk Miskin Terbanyak di Sumatera Selatan 2024 : Data BPS Terkini !
Kepala BKHIT Sumatera Selatan, Kostan Manalu, dalam keterangannya di Palembang, menjelaskan bahwa teh dari Pagaralam ini sangat diminati oleh masyarakat di negara-negara seperti Malaysia, China, Pakistan, Turki, dan Rumania.
"Berdasarkan data pengecekan standar mutu dan karantina teh ekspor, negara-negara ini menunjukkan ketertarikan yang besar terhadap teh asal Pagaralam, terutama dalam bentuk teh bubuk," ujarnya.
Keistimewaan teh Pagaralam tidak hanya terletak pada kualitas daunnya, tetapi juga pada proses pengolahan yang dilakukan dengan cermat.
BACA JUGA:Bukan Sumatera Selatan Juaranya: Berikut 5 Provinsi Penghasil Buah Duku Terbanyak di Indonesia !
Proses pengolahan ini tidak hanya memastikan bahwa teh tersebut memiliki rasa yang khas, tetapi juga aroma yang mampu menggugah selera para penikmat teh di berbagai belahan dunia.
Untuk memastikan teh Pagaralam tetap memenuhi standar internasional, BKHIT Sumsel secara rutin melakukan pemeriksaan ketat mulai dari proses produksi hingga pengemasan dan penyimpanan.
Menurut Kostan Manalu, "Pemeriksaan ini dilakukan untuk memastikan bahwa proses pengolahan teh dilakukan dengan teknologi modern yang higienis serta memenuhi standar keamanan pangan yang berlaku di negara-negara tujuan ekspor."
BACA JUGA:5 Kota Paling Sejuk di Sumatera Selatan : Juaranya Bukan Pagaralam, tapi Kota Penghasil Migas Ini !
BACA JUGA:4 Kota Paling Rapi dan Indah di Sumatera Selatan 2024 : Mengapa Lubuklinggau tidak Termasuk ?