إني لأسمع أن الرجل يتصبح فأزهد فيه
"Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya." (HR. Ibnu Abi Syaibah 5: 222 no. 25442 dengan sanad yang shahih)
BACA JUGA:Rahasia Dibalik Ujian: Menggapai Kesabaran dan Keteguhan Hati
BACA JUGA:Rahasia Ayat Kursi: Mengapa Membaca Ayat Ini Setelah Shalat Sangat Penting?
Ini menunjukkan bahwa tidur setelah Shubuh dianggap kurang baik dalam tradisi salaf, karena pagi hari adalah waktu yang sangat berharga.
Doa Nabi untuk Keberkahan Waktu Pagi
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memberikan perhatian khusus pada waktu pagi. Beliau mendoakan umatnya agar mendapatkan keberkahan di waktu pagi:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا
"Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya." (HR. Abu Daud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan Tirmidzi no. 1212)
Hadits ini menjadi dasar bahwa pagi hari adalah waktu yang penuh berkah, sehingga sebaiknya digunakan untuk aktivitas yang produktif, bukan untuk tidur.
BACA JUGA:Langkah Bijak Menghapus Rasa Bersalah: Dari Penyesalan Menuju Perbaikan Diri
BACA JUGA:Keutamaan Datang Lebih Awal untuk Sholat Jum'at: Pahala yang Tak Ternilai
Pengecualian dan Kondisi Khusus
Meskipun secara umum tidur setelah Shubuh dianggap makruh, ada kondisi tertentu di mana tidur pada waktu ini diperbolehkan. Syaikh Muhammad Shalih Al Munajjid dalam fatwanya menyatakan:
"Namun jika ada seorang yang memilih untuk tidur di setelah shalat Shubuh agar bisa bekerja dengan penuh vitalitas maka hukumnya adalah tidak mengapa, terutama jika tidak memungkinkan bagi orang tersebut untuk tidur siang dan hanya mungkin tidur di waktu pagi." (Fatwa Al Islam Sual wa Jawab no. 2063)
Artinya, jika seseorang memiliki kebutuhan mendesak untuk tidur setelah Shubuh, misalnya karena pekerjaan yang menuntut fisik dan mental yang prima, maka tidur pada waktu ini diperbolehkan. Dalam hal ini, tidur bukanlah kemalasan, melainkan persiapan untuk aktivitas yang lebih baik.