Selain itu, Musi Banyuasin juga memiliki akses yang baik ke pasar, baik di tingkat lokal maupun nasional, sehingga hasil produksi singkong dapat didistribusikan dengan lebih efisien.
4. Kabupaten Banyuasin
Kabupaten Banyuasin menempati posisi keempat dengan produksi singkong sebanyak 18.577,69 ton pada tahun 2023.
Kabupaten ini memiliki potensi pertanian yang besar, dengan singkong menjadi salah satu komoditas andalan.
Selain sebagai sumber pangan, singkong di Banyuasin juga diolah menjadi berbagai produk olahan yang memiliki nilai tambah.
5. Kabupaten Ogan Komering Ilir
Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berada di peringkat kelima dengan produksi singkong sebanyak 16.619,80 ton.
Kabupaten OKI memiliki lahan yang luas dan subur yang mendukung pertumbuhan tanaman singkong.
Di samping itu, masyarakat di OKI telah lama mengembangkan berbagai teknik budidaya singkong yang efektif, sehingga produksi singkong di daerah ini terus meningkat dari tahun ke tahun.
Selain lima kabupaten utama tersebut, beberapa daerah lain di Sumatera Selatan juga berkontribusi dalam produksi singkong, meskipun dengan jumlah yang lebih kecil.
Kabupaten Ogan Ilir misalnya, berhasil memproduksi sebanyak 14.055,40 ton singkong pada tahun 2022.
Disusul oleh Kabupaten Pali dengan produksi 5.327,62 ton, Kabupaten Muara Enim dengan 5.225,59 ton, dan Kota Pagar Alam dengan produksi 4.474,39 ton.
Beberapa daerah lain, seperti Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) dengan produksi 2.997,91 ton, Kabupaten Lahat dengan 2.619,30 ton, dan Kota Prabumulih dengan 1.482,54 ton, juga berkontribusi terhadap produksi singkong di Sumatera Selatan.
Di bagian utara provinsi, Kabupaten Musi Rawas Utara berhasil memproduksi 764,87 ton singkong.
Kota-kota lainnya seperti Lubuk Linggau dan Palembang, meskipun tidak sebesar kabupaten-kabupaten utama, tetap berkontribusi dengan masing-masing produksi sebesar 326,26 ton dan 231,75 ton.
Uniknya, Kabupaten Empat Lawang tercatat sebagai satu-satunya kabupaten di Sumatera Selatan yang tidak memproduksi singkong.