Dampak lain dari kenaikan harga ini adalah meningkatnya biaya operasional bagi pelaku usaha kecil seperti warung makan, restoran, dan pedagang kaki lima.
Mereka harus menanggung kenaikan biaya bahan baku yang bisa berdampak pada kenaikan harga jual produk kepada konsumen.
Selain bawang dan cabai, beberapa komoditas lain juga mengalami perubahan harga yang signifikan.
Harga daging sapi murni turun 3,15 persen atau Rp4.250 menjadi Rp130.830 per kg.
Sebaliknya, harga daging ayam ras naik sebesar 5,94 persen atau Rp2.080 menjadi Rp37.070 per kg, dan telur ayam ras naik 1,39 persen atau Rp400 menjadi Rp29.120 per kg.
Kenaikan harga bahan pokok lainnya, seperti kedelai biji kering (impor), juga menambah beban di pasar. Kedelai mengalami kenaikan 7,98 persen atau Rp950 menjadi Rp12.850 per kg.
Gula konsumsi juga naik 3,18 persen atau Rp570 menjadi Rp18.510 per kg, sementara minyak goreng kemasan sederhana naik 3,77 persen atau Rp680 menjadi Rp18.700 per kg.
Fluktuasi harga yang terjadi saat ini tidak lepas dari pengaruh cuaca dan distribusi.
Cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia telah mempengaruhi hasil panen sejumlah komoditas, terutama bawang dan cabai.
Distribusi yang terganggu juga berperan dalam peningkatan harga, di mana komoditas yang seharusnya tersedia secara melimpah di pasar menjadi terbatas ketersediaannya.
Selain itu, kebijakan impor yang diterapkan pemerintah untuk beberapa komoditas tertentu juga menjadi faktor yang mempengaruhi harga.
Meskipun pemerintah berupaya menjaga stabilitas harga, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa harga masih berfluktuasi dan belum bisa dikendalikan sepenuhnya.
Menghadapi kenaikan harga yang terus berlangsung, pemerintah melalui Bapanas dan kementerian terkait terus melakukan monitoring dan evaluasi.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan menambah pasokan di pasar melalui program SPHP (Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan).
Program ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok di pasar tetap terjaga dan harga tidak melonjak tajam.
Selain itu, pemerintah juga berupaya meningkatkan produksi dalam negeri untuk mengurangi ketergantungan pada impor.