KORANPALPOS.COM - Pemerintah Indonesia terus memperkuat hilirisasi sektor kelapa sawit dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani, mendorong kinerja ekspor, serta mendukung pengembangan energi terbarukan melalui program biodiesel.
Kebijakan hilirisasi yang dijadwalkan diperkuat pada 2025 ini menjadi bagian penting dari strategi nasional untuk memaksimalkan nilai tambah industri kelapa sawit.
Sekaligus mengatasi tantangan global, seperti ketidakpastian harga komoditas dan tekanan terhadap lingkungan.
BACA JUGA:Game Bumi Hijau : Menyulap Hasil Panen Virtual Menjadi Saldo DANA Nyata, Begini Caranya !
BACA JUGA:Salin 9 Kode Voucher Shopee, Diskon 17 Persen hingga Rp 450 Ribu, Bebas Boros di Bulan Merdeka!
Hilirisasi merupakan proses yang mengubah produk mentah menjadi produk olahan bernilai tambah tinggi.
Dalam konteks kelapa sawit, hilirisasi melibatkan pengolahan Crude Palm Oil (CPO) menjadi berbagai produk turunan seperti oleokimia, biodiesel, dan produk makanan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya hilirisasi sebagai salah satu andalan ekonomi Indonesia, khususnya di sektor perkebunan kelapa sawit.
BACA JUGA:Dompet Merdeka! Klik Link DANA Kaget Rp150 Ribu Hari Ini, Edisi 17 Agustus 2024 Sekarang Juga!
Menurut Sri Mulyani, hilirisasi tidak hanya relevan di sektor pertambangan tetapi juga di sektor sawit.
Langkah ini dianggap penting untuk menjaga daya saing Indonesia di pasar global serta memastikan keberlanjutan ekonomi para petani sawit.
Dengan meningkatkan nilai ekspor produk olahan, pemerintah berupaya mengoptimalkan penerimaan negara melalui pajak ekspor dan tarif bea keluar.
BACA JUGA:Mengoptimalkan Iklan dengan Teknologi AI : Bagaimana MGID Mengubah Lanskap Periklanan Digital !