Ada Cerita Belum Usai Antara PDIP dan PKS

Jumat 09 Aug 2024 - 19:05 WIB
Reporter : Popa Delta
Editor : Isro Antoni

JAKARTA, KORANPALPOS.COM - Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro menyebut ada cerita yang belum usai antara PDI Perjuangan (PDIP) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada Pilkada Jakarta 2017, sehingga menyulitkan kedua partai untuk berkoalisi pada Pilkada Jakarta 2024.

Ia menjelaskan, pada Pilkada 2017, PKS turut berkontribusi dalam memenangkan pasangan Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Uno yang mengalahkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari PDIP.

“Jadi secara institusional memang ini perlu ikhtiar yang cukup ekstra. Basis pemilihnya berbeda, ideologinya juga, terus ada cerita yang belum selesai sampai hari ini, seperti itu,” kata Agung Baskoro dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut Agung, cerita masa lalu itu bisa menjadi batu sandungan antara PDIP dan PKS untuk membentuk koalisi. Faktor penghambat lainnya, sambung dia, ialah primordialisme yang menempatkan kedua partai saling berhadap-hadapan.

BACA JUGA:Kades Harus Miliki Leadership untuk Kembangkan Desa

BACA JUGA:Dukungan Nasdem Mantap ! Herman Deru-Cik Ujang Siap Bertarung di Pilgub Sumsel 2024

Ia menilai, PDIP tidak akan menerima PKS begitu saja mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta 2024. Hal ini mengingat, PDIP juga memiliki beberapa tokoh atau sosok potensial yang dapat diusung maju, terlebih partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki banyak kursi di Jakarta.

“Kecuali memang PDIP-nya enggak ada suara, bahkan suaranya jauh, ya. Tapi ini ‘kan suaranya dekat. Jadi, kurang realistis dan rasional kalau PDIP hanya iya saja. Jadi, enggak masuk ini secara personalnya. Deadlock. Bukan deadlock untuk wakil, bahkan deadlock secara keseluruhan,” kata Agung.

Dengan kondisi itu, Agung menilai wajar jika PKS mulai memikirkan ulang untuk terus bertahan mendorong Anies di Pilkada Jakarta. Selain sulitnya menggandeng PDIP, Anies juga disebut melanggar kesepakatan yang sudah dibuat bersama PKS.

Sebelumnya, PKS membuka opsi untuk meninggalkan Anies Baswedan dan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang bakal mengusung Ridwan Kamil untuk maju sebagai bakal calon gubernur pada Pilkada DKI Jakarta tahun 2024.

Juru Bicara PKS Muhammad Kholid mengatakan bahwa sebelumnya prioritas partainya adalah mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta dan berharap Anies bisa memenuhi kekurangan dukungan dari empat kursi DPRD Jakarta.

BACA JUGA:Luhut Minta Kader Golkar Solid dan Tidak Terintervensi Pihak Luar

BACA JUGA:Giliran PKS Usung Teddy Meilwansyah di Pilkada OKU 2024

"Namun, karena batas waktu 4 Agustus tersebut sudah terlewati maka PKS mulai membuka komunikasi dengan semua pihak agar ada kepastian bahwa kami bisa ikut berkontestasi pada pilkada," kata Kholid melalui pesan singkat yang diterima di Jakarta, Kamis (8/8).

Dia mengatakan bahwa opsi bergabung dengan KIM juga sedang dibicarakan di internal pimpinan pusat PKS. Sebagai partai pemenang Pilkada Jakarta, tambah Kholid, PKS harus memastikan bahwa kadernya ikut dalam kontestasi Pilkada Jakarta.

Kategori :

Terkait