Bank Indonesia Sebut Penjualan Eceran Juli 2024 Meningkat Signifikan : Apa yang Mendorong Peningkatan Ritel ?

Jumat 09 Aug 2024 - 15:45 WIB
Reporter : Maryati
Editor : Robiansyah

Di sisi lain, subkelompok sandang juga memberikan kontribusi yang positif, meskipun tidak sebesar sektor makanan dan minuman.

Penjualan sandang meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan pakaian baru selama musim liburan dan perayaan Idul Adha.

Kinerja positif ini berbanding terbalik dengan penurunan yang terjadi pada kelompok suku cadang dan aksesori, serta peralatan informasi dan komunikasi.

BACA JUGA:Pertamina Dinilai Perlu Naikkan Harga Pertamax: Analisis dan Implikasi Ekonomi !

BACA JUGA:Bank Mandiri Catat Lonjakan Volume Transaksi Valuta Asing hingga 196,5 Persen pada Kuartal II 2024

Kedua kelompok ini mengalami penurunan penjualan yang signifikan, sejalan dengan berkurangnya permintaan pasca-HBKN dan stabilisasi aktivitas ekonomi setelah periode puncak belanja.

Pada Juni 2024, IPR tercatat sebesar 229, menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan ini terutama didorong oleh sektor makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok suku cadang dan aksesori.

Menurut BI, peningkatan penjualan eceran di bulan Juni juga disebabkan oleh aktivitas belanja masyarakat selama libur sekolah dan persiapan Idul Adha, yang memberikan dorongan tambahan bagi penjualan eceran di berbagai sektor.

Secara bulanan, penjualan eceran pada Juni 2024 tumbuh sebesar 0,4 persen (mtm), dengan peningkatan signifikan di kelompok barang budaya dan rekreasi.

Peningkatan ini sejalan dengan tren belanja masyarakat yang meningkat selama periode libur sekolah dan persiapan tahun ajaran baru 2024/2025.

"Pada bulan Juni, kami melihat adanya peningkatan yang cukup signifikan di sektor budaya dan rekreasi, yang mencerminkan adanya peningkatan permintaan selama periode libur panjang," kata Erwin.

BI juga memproyeksikan bahwa tekanan inflasi dalam tiga bulan mendatang (September 2024) akan menurun, sementara inflasi enam bulan mendatang (Desember 2024) diperkirakan meningkat.

Hal ini tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2024 yang mencapai 134,5, lebih rendah dari periode sebelumnya yang mencapai 136,4.

Penurunan IEH ini mengindikasikan bahwa masyarakat dan pelaku usaha mengharapkan adanya stabilisasi harga setelah periode inflasi yang tinggi selama Idul Adha.

Namun, pada Desember 2024, IEH diperkirakan meningkat menjadi 161,0, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang hanya mencapai 144,8.

Kategori :