SUMSELRAYA - Ogan Ilir, sebuah kabupaten di Sumatera Selatan, terus menunjukkan potensinya sebagai sentra produksi nanas terbesar di wilayah tersebut.
Bupati Ogan Ilir, Panca Wijaya Akbar, mengambil langkah strategis dengan melakukan kunjungan ke Filipina untuk melakukan studi tiru dalam pengolahan serat nanas.
Pada kunjungan tersebut, Bupati Panca Wijaya Akbar melihat peluang besar bagi Ogan Ilir untuk mengembangkan berbagai hasil produksi dengan menggunakan bahan baku nanas.
BACA JUGA:Silpa Pemkab Ogan Ilir Rp3 Miliar, Panca: Terbesar dari Pemotongan Gaji ASN
BACA JUGA:Kejari Ogan Ilir Telusuri Dugaan Korupsi Penyerobotan Tanah Negara : Periksa Dua Saksi Baru Lagi !
Satu hal yang menarik perhatian adalah perbandingan harga hasil produksi nanas antara Indonesia dan negara lain, terutama Filipina.
Menurut Bupati Panca Wijaya Akbar, harga serat nanas di Ogan Ilir berkisar antara Rp 180 ribu hingga Rp 200 ribu per kilogram.
Sementara itu, di Filipina dan negara lainnya, harga serat nanas bisa mencapai Rp 350 hingga Rp 400 ribu per kilogram.
BACA JUGA:Kecamatan Jejawi Sumbang PAD L3S Tertinggi di OKI Senilai Rp1,9 Miliar
BACA JUGA:Warga Keluhkan Sampah Menggunung di TPS Prabujaya
Perbandingan harga yang signifikan ini menjadi peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani nanas di Ogan Ilir.
Bupati Panca Wijaya Akbar melihat peluang ekspor serat nanas dari Ogan Ilir ke Eropa sebagai langkah strategis.
Eropa, sebagai pasar potensial, memiliki permintaan tinggi untuk bahan-bahan tekstil ramah lingkungan, termasuk serat alami seperti serat nanas.
BACA JUGA:Muba Satu-satunya Kabupaten di Sumsel Raih Korpri Award Nasional
BACA JUGA:Kapolsek Minta Pengemin Berpartisipasi Cegah Karhutla