Nilai Tukar Rupiah Selasa 23 Juli 2024 : Menguat 23 Poin Menjadi Rp16.197 per Dolar AS !

Selasa 23 Jul 2024 - 10:08 WIB
Reporter : Echi
Editor : Zen Kito

Selain itu, bank sentral Tiongkok, People's Bank of China (PBoC), memutuskan untuk menurunkan suku bunga kebijakan pada sesi pertama pasar Asia.

PBoC menurunkan suku bunga acuan 1 tahun dan 5 tahun sebesar 10 basis poin (bps) menjadi 3,35 persen dan 3,85 persen.

Langkah ini bertujuan untuk meredakan kekhawatiran investor akan terhambatnya pemulihan ekonomi Tiongkok.

BACA JUGA: Nilai Tukar Rupiah Kamis 11 Juli 2024 : Menguat 23 Poin Menjadi Rp16.241 per Dolar AS !

BACA JUGA:Nilai Tukar Rupiah Rabu 10 Juli 2024 : Melemah 37 Poin Menjadi Rp16.288 per Dolar AS !

Selanjutnya, kepemilikan asing pada surat berharga negara (SBN) Indonesia naik sebesar Rp0,02 triliun menjadi Rp811 triliun atau 14,01 persen dari total outstanding pada 19 Juli 2024.

Ini menunjukkan bahwa investor asing masih memiliki kepercayaan terhadap pasar obligasi Indonesia.

Hari ini, Pemerintah Indonesia akan mengadakan lelang obligasi negara dengan target indikatif sebesar Rp22 triliun.

Seri yang dilelang dalam lelang kali ini adalah SPN3mo, SPN12mo, FR0101, FR0100, FR0098, FR0097, dan FR0102.

Imbal hasil SUN seri benchmark 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, dan 20 tahun masing-masing sebesar 6,90 persen (6 bps), 7,00 persen (5 bps), 7,14 persen (6 bps), dan 7,15 persen (3 bps).

Josua Pardede memprediksi rupiah akan berada di kisaran Rp16.175 per dolar AS sampai dengan Rp16.275 per dolar AS.

"Pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal dan internal. Di sisi eksternal, pengumuman Joe Biden serta kebijakan PBoC memberikan dampak signifikan terhadap nilai tukar. Di sisi internal, kondisi ekonomi Indonesia yang stabil dengan pertumbuhan kredit yang solid juga menjadi faktor pendukung penguatan rupiah," ujar Josua.

Pengumuman Joe Biden yang tidak akan maju dalam Pilpres AS menimbulkan reaksi beragam di pasar global.

Sementara beberapa investor melihat ini sebagai kesempatan untuk perubahan positif di kebijakan AS, lainnya merasa khawatir akan potensi ketidakpastian politik yang lebih besar.

Dukungan Biden kepada Kamala Harris menunjukkan keberlanjutan kebijakan Demokrat, namun kemunculan kembali Donald Trump sebagai kandidat terdepan membawa bayangan kebijakan yang lebih proteksionis dan nasionalis.

Di Asia, langkah PBoC dalam menurunkan suku bunga diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi Tiongkok yang lambat.

Kategori :