Beberapa batalyon yang terbentuk antara lain Batalyon 36 yang dikomandani oleh Kapten Abi Hasan Said pada Oktober 1947, dan Batalyon 38 yang dikomandani oleh Kapten A. Baidjuri pada November 1947.
Semua kegiatan penyatuan ini dipimpin oleh Kolonel Maludin Simbolon selaku Panglima Divisi VIII/Garuda.
3. Serah Terima Kedaulatan
Melalui serangkaian perjuangan fisik bersenjata dan diplomasi, termasuk peristiwa Agresi Militer Belanda I tahun 1947 dan Agresi Militer Belanda II tahun 1948, akhirnya kedaulatan Republik Indonesia diakui secara de jure melalui Konferensi Meja Bundar.
Penyerahan kedaulatan ini ditandatangani di Den Haag, Belanda pada tanggal 27 Desember 1949.
Setelah penyerahan kedaulatan di Den Haag dan Jakarta, acara serupa juga dilaksanakan di daerah-daerah yang diduduki Belanda.
Di Lubuklinggau, penyerahan kedaulatan untuk wilayah Kawedanaan Musi Ulu di bawah pemerintahan Kabupaten Musi Ulu Rawas dari pihak Belanda kepada pihak Republik Indonesia dilakukan pada tanggal 30 Desember 1949 di Lapangan Merdeka.
Upacara ini dihadiri oleh Letkol Bambang Utoyo, Residen Abdul Rozak, Bupati Adjis, Kapten AR. Saroingsong, dan pejabat sipil militer lainnya.
4. Reuni Veteran Pejuang Kemerdekaan
Setelah melalui berbagai peristiwa di masa perjuangan revolusi fisik kemerdekaan dari tahun 1945 hingga 1949, para pejuang yang pernah tergabung dalam kesatuan militer SUBKOSS (Sub Komandemen Sumatera Selatan) melaksanakan kegiatan reuni dan napak tilas perjuangan daerah Sumatera Selatan di Lubuklinggau pada tanggal 14-15 Januari 1988.
Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, Bapak H. Alamsyah Ratu Prawiranegara, beserta veteran SUBKOSS lainnya seperti Maludin Simbolon, Ibnu Sutowo, Abi Hasan Said, Yahya Bahar, dan lain sebagainya.
Kegiatan ini dilaksanakan di Lapangan Merdeka dan diakhiri dengan peresmian Museum Perjuangan Subkoss Garuda Sriwijaya yang terletak di kawasan Lapangan Merdeka.
Acara reuni ini menjadi momen penting untuk mengenang perjuangan dan pengorbanan para pejuang kemerdekaan.
5. Simbol Perjuangan dan Kebanggaan
Lapangan Merdeka yang terletak di Lubuklinggau merupakan situs budaya yang masuk dalam kategori lahan bersejarah, meskipun tanpa peninggalan fisik yang signifikan.
Namun meninggalkan dokumentasi historik sebagai tempat terjadinya berbagai peristiwa penting di masa lampau.