Dari hasil pemeriksaan saksi-saksi di lokasi kejadian, polisi berhasil mengidentifikasi pelaku yang membacok M Arif.
“Kami mendapatkan identitas terduga pelaku dari keterangan saksi-saksi yang ada di tempat kejadian,” ujar Harryo.
Tim dari Unit Pidum-Tekab 134 Satreskrim Polrestabes Palembang dan Unit Reskrim Polsek Kalidoni segera mendatangi rumah tersangka.
BACA JUGA:Polisi Gagalkan Peredaran Sabu Asal Malaysia di Palembang : Disita 1,5 Kilogram !
BACA JUGA:Penggerebekan Kontrakan di Musi Rawas, Polisi Tangkap 18 Orang dan Amankan Sabu
Setelah mendapatkan imbauan dari polisi, keluarga MB akhirnya menyerahkan tersangka ke Polsek Kalidoni pada Selasa (2/7) siang.
"Kami masih mencari celurit yang digunakan untuk membacok korban. Menurut keterangan tersangka, celurit tersebut disiapkan oleh temannya, Farhan, yang saat ini masih dalam pencarian,” tegas Harryo, didampingi Kapolsek Kalidoni AKP Trisopa.
Di hadapan polisi, MB mengaku bahwa dirinya awalnya tidak tahu akan terjadi tawuran.
“Saya sedang nongkrong ketika diajak teman-teman dari kelompok Bad Boys. Setelah diberikan senjata (celurit oleh Farhan), baru tahu kalau akan tawuran. Saya tidak tahu kalau korban yang saya bacok meninggal. Setelah kejadian, saya langsung kabur,” ujar MB.
Kejadian ini mengundang perhatian luas di masyarakat Palembang, khususnya di kalangan orang tua yang khawatir akan keselamatan anak-anak mereka.
Banyak yang mendesak pihak berwenang untuk mengambil tindakan lebih tegas dalam mengatasi masalah tawuran yang semakin marak terjadi.
“Masyarakat sangat prihatin dengan kejadian ini. Kami berharap polisi dapat segera menuntaskan kasus ini dan menangkap pelaku lainnya yang terlibat,” kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.
Polrestabes Palembang berkomitmen untuk menindak tegas pelaku tawuran dan memastikan keamanan di wilayahnya.
"Kami akan terus melakukan patroli dan pemantauan, terutama melalui media sosial, untuk mencegah terjadinya tawuran di masa mendatang," ujar Kapolrestabes Palembang.
Selain itu, polisi juga bekerja sama dengan sekolah-sekolah dan komunitas untuk memberikan penyuluhan mengenai bahaya tawuran dan pentingnya menyelesaikan konflik secara damai.
"Pencegahan adalah langkah utama. Kami harus mendidik generasi muda untuk tidak terlibat dalam kekerasan," tambah Harryo.