Pedagang Burung Pipit Senyum Sumringah

Sejumlah pedagang burung pipit meraih omset hingga puluhan juta rupiah dari hasil berjualan saat Tahun Baru Imlek 2025 di Kota Palembang--Foto: Antara

KORANPALPOS.COM - Sejumlah pedagang burung pipit di Kota Palembang meraup omset puluhan juta rupiah berkat tingginya permintaan selama perayaan Tahun Baru Imlek 2025. 

Aktivitas ini telah menjadi tradisi tahunan, di mana masyarakat, khususnya warga Tionghoa, membeli burung pipit untuk dilepaskan sebagai bagian dari ritual membuang sial dan membawa rejeki.

Rusmawi, salah seorang pedagang burung pipit yang telah berjualan di kawasan Klenteng Dewi Kwam Im, Kelurahan 9/10 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, mengatakan bahwa pada setiap perayaan Imlek, ia dapat menjual hingga 500 ekor burung pipit per hari. Bahkan, sejak tiga hari sebelum Imlek, ia sudah memulai jualannya.

“Kami bersyukur setiap tahun saat Imlek di Palembang dapat berjualan burung pipit. Sejak H-3 Imlek kami sudah mulai berjualan, dan mampu menjual hingga 500 ekor per hari. Warga Tionghoa membeli burung pipit ini untuk dilepaskan sebagai bagian dari ritual mereka,” ujar Rusmawi.

BACA JUGA:Kapal Wisata Musi Cruise Jadi Favorit Anak Mengisi Libur Imlek di Palembang

BACA JUGA:Kelenteng Dewi Kwan Im Pasang Ribuan Lampion : Sambut Tahun Baru Imlek 2025 !

Rusmawi menjelaskan bahwa harga burung pipit saat Imlek berkisar antara Rp2.000 hingga Rp3.000 per ekor. Namun, permintaan yang tinggi membuatnya bisa menjual hingga ribuan ekor dalam satu periode, dengan omset yang mencapai puluhan juta rupiah.

“Ini sudah menjadi musiman bagi kami. Setiap tahun Imlek dan Cap Go Meh, burung pipit ini banyak dibeli, bahkan sering diborong oleh warga Tionghoa untuk dilepaskan kembali setelah membelinya. Ini adalah tradisi yang sudah turun temurun,” tambahnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Adit, pedagang burung pipit lainnya yang merasa bersyukur dengan lonjakan penjualan pada saat perayaan Imlek. Ia mengatakan bahwa ia juga dapat menjual hingga 500 ekor burung pipit per hari sejak H-3 Imlek.

“Ada berkah tersendiri saat Imlek. Kami bisa mendapatkan banyak pembeli yang antusias membeli burung pipit untuk dilepaskan. Ini kesempatan yang luar biasa,” kata Adit.

 Menurut masyarakat Tionghoa, pelepasan burung pipit merupakan bagian dari ritual untuk membuang sial dan memohon keberuntungan. Mereka meyakini bahwa burung yang terbang bebas akan membawa berkah dan rejeki bagi kehidupan mereka.

BACA JUGA:Angkutan Feeder LRT Palembang Diperpanjang 3 Rute di 2025

BACA JUGA:Pemprov Sumsel Puji Komitmen Mandiri Taspen

“Burung pipit ini simbol keberuntungan. Tradisi ini sudah ada sejak lama, dan setiap tahun semakin banyak yang membeli. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari, kami melihat warga yang melepaskan burung pipit ini di sekitar kelenteng,” tambah Rusmawi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan