Asal Usul dan Sejarah Lontong Cap Go Meh : Simbol Akulturasi yang Terus Hidup di Setiap Perayaan Imlek !

Menu ketupat cap go meh -FOTO : ANTARA-

KORANPALPOS.COM - Lontong Cap Go Meh bukan sekadar hidangan biasa.

Di balik kelezatannya, tersimpan sejarah panjang yang mencerminkan akulturasi budaya Tionghoa dan Nusantara.

Makanan ini menjadi simbol keberagaman, doa, dan harapan yang selalu hadir dalam perayaan Cap Go Meh, hari ke-15 sekaligus penutup rangkaian Tahun Baru Imlek.

BACA JUGA:Asal Usul dan Sejarah Profesi Ahli Feng Shui dan Tantangan di Masa Kini

BACA JUGA:Transformasi Bisnis Berelemen Tanah : Kolaborasi dan Pengelolaan Energi untuk Pertumbuhan !

Lontong Cap Go Meh dipercaya berasal dari tradisi masyarakat Tionghoa Peranakan di Jawa, terutama di daerah Semarang dan Surabaya.

Konon, pada masa kolonial, banyak keturunan Tionghoa yang menetap di Indonesia mulai mengadaptasi budaya dan kuliner lokal.

Salah satunya adalah bubur putih yang biasa disantap saat Cap Go Meh di Tiongkok.

BACA JUGA:Makna Mendalam di Balik Barang-barang Khas Imlek : Simbol Keberuntungan dan Keharmonisan !

BACA JUGA:Rahasia Feng Shui 2025 : Arah Timur Jadi Pintu Berkah di Tahun Ular Kayu !

Namun, karena bubur dianggap kurang cocok dalam budaya Jawa karena sering dikaitkan dengan makanan orang sakit, mereka menggantinya dengan lontong, makanan berbahan dasar beras yang lebih diterima dalam tradisi kuliner Nusantara.

Dari sinilah lahir hidangan khas yang kita kenal sebagai Lontong Cap Go Meh.

Lontong Cap Go Meh tidak hanya lezat tetapi juga sarat dengan makna filosofi:

BACA JUGA:Ramalan Lengkap 12 Shio di Tahun Ular Kayu 2025 : Siapa yang Paling Beruntung?

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan