Kelenteng Dewi Kwan Im Pasang Ribuan Lampion : Sambut Tahun Baru Imlek 2025 !
Klenteng Dewi Kwam Im yang merupakan tertua di Kota Palembang, Sumatera Selatan memasang ribuan lampion menjelang Tahun Baru Imlek 2025. --Foto: Antara
KORANPALPOS.COM - Klenteng Dewi Kwan Im, yang dikenal sebagai klenteng tertua di Kota Palembang, Sumatera Selatan, kembali menjadi sorotan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025. Sebagai salah satu pusat peribadatan utama warga Tionghoa di kota ini, klenteng yang berlokasi di Kelurahan 9 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, Palembang, dihiasi ribuan lampion merah yang menggantung indah di setiap sudutnya.
“Ya, ada ribuan lampion yang kami pasang menjelang Tahun Baru Imlek 2025. Ini sudah menjadi tradisi tahunan yang tidak hanya menarik perhatian warga Tionghoa, tetapi juga wisatawan lokal dan mancanegara,” ujar Awi, seorang penjaga Klenteng Dewi Kwan Im, kepada ANTARA pada Selasa (28/1).
Klenteng ini memiliki nilai sejarah yang sangat tinggi. Menurut Awi, usia Klenteng Dewi Kwan Im bahkan lebih tua dibandingkan Masjid Agung Palembang, dengan selisih sekitar lima bulan. Sebagai klenteng tertua di kota ini, keberadaannya telah menjadi simbol keberagaman dan toleransi masyarakat Palembang sejak berabad-abad lalu.
Klenteng Dewi Kwan Im selalu menjadi pusat perhatian saat perayaan Tahun Baru Imlek. Selain lampion-lampion yang menggantung di halaman dan bagian dalam klenteng, area ini dipenuhi ornamen merah dan emas, warna yang dipercaya membawa keberuntungan dan kebahagiaan.
BACA JUGA:Angkutan Feeder LRT Palembang Diperpanjang 3 Rute di 2025
BACA JUGA:Pemprov Sumsel Puji Komitmen Mandiri Taspen
“Puncak keramaian biasanya terjadi pada malam Imlek, sekitar pukul 24.00 WIB. Ribuan warga Tionghoa akan memadati klenteng ini untuk beribadah dan merayakan pergantian tahun,” tambah Awi.
Selain menghias klenteng dengan lampion, tradisi pembersihan menyeluruh juga dilakukan menjelang Tahun Baru Imlek. Area luar hingga bagian dalam klenteng dibersihkan secara gotong-royong oleh penjaga klenteng dan sejumlah sukarelawan.
“Pembersihan ini bukan hanya soal menjaga kebersihan fisik klenteng, tetapi juga dipercaya sebagai simbol pembersihan diri dan membuang energi buruk di tahun sebelumnya,” jelas Awi.
Tradisi lain yang menjadi ciri khas perayaan Imlek di Palembang adalah pelepasan burung pipit. Di sekitar klenteng, puluhan pedagang burung pipit menjajakan dagangannya kepada warga Tionghoa yang ingin melakukan ritual ini.
BACA JUGA:Melalui Aplikasi : Suzuki Lebih Dekat dengan Pelanggan
BACA JUGA:LRT Sumsel Layani Pembayaran Gunakan QRIS
Salah satu pedagang burung pipit, Rusmawi, mengungkapkan bahwa momen Imlek menjadi berkah tersendiri baginya. Ia bisa meraup omzet hingga puluhan juta rupiah dari hasil penjualan burung pipit.
“Kami mulai berjualan sejak H-3 menjelang Imlek. Dalam sehari, saya bisa menjual hingga 500 ekor burung pipit. Ini adalah tradisi yang sangat diminati oleh warga Tionghoa,” ungkap Rusmawi dengan wajah sumringah.