Kelenteng Dewi Kwan Im Pasang Ribuan Lampion : Sambut Tahun Baru Imlek 2025 !
Klenteng Dewi Kwam Im yang merupakan tertua di Kota Palembang, Sumatera Selatan memasang ribuan lampion menjelang Tahun Baru Imlek 2025. --Foto: Antara
Pelepasan burung pipit dipercaya memiliki makna simbolis dalam tradisi Tionghoa. Ritual ini dilakukan sebagai bentuk pelepasan energi negatif atau sial di tahun sebelumnya, sekaligus memohon rezeki dan keberuntungan di tahun mendatang.
“Setiap burung yang dilepaskan membawa pergi sial dan membuka pintu rejeki baru. Karena itu, banyak warga yang melakukannya setiap Imlek,” tambah Rusmawi.
Keberadaan ribuan lampion yang menghiasi Klenteng Dewi Kwan Im tidak hanya menarik perhatian warga Tionghoa, tetapi juga wisatawan lokal dan mancanegara. Banyak pengunjung yang datang untuk menyaksikan keindahan lampion yang menyala terang saat malam hari.
BACA JUGA:Pemkot Palembang Perkuat Program MBG di 18 Kecamatan : Fokus Peningkatan Operasional !
“Lampion-lampion ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama saat malam hari. Pemandangannya sangat indah, membuat suasana Imlek terasa lebih hidup,” ujar Sarah, salah seorang pengunjung yang datang bersama keluarganya.
Selain itu, klenteng ini juga menjadi lokasi favorit bagi para fotografer yang ingin mengabadikan momen perayaan Imlek di Palembang. “Klenteng ini adalah ikon sejarah dan budaya yang selalu menarik untuk didokumentasikan, apalagi saat Imlek,” ujar Rudi, seorang fotografer lokal.
Keberadaan Klenteng Dewi Kwan Im di tengah kota Palembang menjadi bukti nyata kerukunan antarumat beragama di daerah ini. Perayaan Imlek yang berlangsung di klenteng ini kerap melibatkan berbagai pihak, termasuk masyarakat non-Tionghoa yang turut membantu menjaga ketertiban dan kebersihan lingkungan sekitar.
“Kami sangat bangga bisa menjadi bagian dari tradisi ini. Warga Palembang selalu hidup berdampingan dengan penuh toleransi. Imlek bukan hanya perayaan warga Tionghoa, tetapi sudah menjadi bagian dari kebudayaan kota ini,” ujar Lurah 9 Ulu, Muhammad Ridwan.
Tahun Baru Imlek 2025, yang jatuh pada 29 Januari, menandai dimulainya Tahun Ular Kayu. Menurut kepercayaan Tionghoa, Tahun Ular Kayu membawa energi transformasi dan pertumbuhan.
BACA JUGA:Kilang Plaju Tekan Emisi 1.307 Ton CO2e dengan Operasikan PLTS
Bagi masyarakat Tionghoa di Palembang, perayaan ini menjadi momen untuk merefleksikan perjalanan hidup, mempererat hubungan dengan keluarga, dan memohon keberkahan di tahun mendatang.
“Semoga Tahun Ular Kayu ini membawa kedamaian, rejeki, dan kebahagiaan bagi semua, tidak hanya bagi warga Tionghoa, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Palembang,” harap Awi. (ant)