Petani di Muara Enim Meninggal Disambar Petir saat di Sawah

Parsiah, istri almarhum sangat syok atas kematian suaminya akibat disambar petir saat berada di sawah--

BACA JUGA:9 Bulan Masuk DPO, Pelaku Jambret di Prabumulih Diringkus Tim Elang Muara

"Saat itu angin kencang sudah terasa, dan dia memiliki penyakit jantung serta sudah dipasang dua ring di jantungnya," ungkap Parsiah. 

Ketika petir menyambar untuk kedua kalinya, suaminya terkejut dan meninggal dunia, dan petir tersebut juga menyebabkan kebakaran atap gubug mereka. 

"Saya mencoba menariknya keluar dan berteriak, tetapi karena kami sedang sendirian dan tidak ada yang datang membantu, saya mencoba menariknya keluar agar dia tidak terbakar di dalam gubug. Namun, dia jatuh dan saya pun terluka, badan saya berlumuran darah," cerita Parsiah.

Tidak lama kemudian, ada orang yang datang dan membantu mengeluarkan suaminya serta membawanya ke rumah duka, sementara Parsiah sendiri dibawa ke rumah sakit.

"Jika tidak ada yang membantu, dia mungkin sudah terbakar habis. Hanya kakinya yang tidak terluka," tambahnya. 

Parsiah juga ingin menjelaskan bahwa kabar yang beredar tentang suaminya meninggal karena tersambar petir itu tidak benar, karena suaminya sudah meninggal sebelum gubug terbakar. "Ini adalah musibah, dia sehat pagi-pagi, dan tiba-tiba seperti ini," ungkap Parsiah yang masih merasakan sakit di kakinya. 

Korban telah dimakamkan di TPU Tanjung Raman pada pagi hari, dan rumah duka mereka di kampung III telah dikunjungi oleh banyak pelayat.

Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan betapa rentannya manusia terhadap cuaca buruk dan bencana alam. 

Meskipun awalnya hanya pergi ke sawah untuk membersihkan dan merawat pohon sawit, petir yang tiba-tiba menyambar mengubah segalanya. Kehilangan seorang suami, ayah, dan teman hidup adalah pukulan besar bagi keluarga dan kerabatnya.

Parsiah, istri yang menjadi saksi peristiwa mengerikan ini, mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan suaminya. 

Meskipun tidak berhasil menyelamatkannya dari kematian, upayanya mencegah suaminya terbakar bersama gubug mereka. 

Kecelakaan ini juga mengingatkan kita tentang betapa pentingnya tindakan cepat dalam situasi darurat.

Petir adalah salah satu bencana alam yang seringkali tidak dapat diprediksi. 

Meskipun telah dipasang dua ring di jantungnya, Syamsul Bahri tidak bisa menghindari takdir tragis ini. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan