Beban Masyarakat Bakal Makin Berat
Aktifitas pelayanan pengisian BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM)-Foto: Antara-
Terkait kebijakan pemerintah ini, tak pelak menimbulkan reaksi dari sejumlah warga masyarakat selaku pengguna kendaraan yang juga konsumen BBM.
Aby, seorang warga Kemunin Kota Palembang mengatakan, sebagai seorang warga yang menggunakan kendaraan bermotor untuk aktivitas sehari-hari, kebijakan ini sangat mempengaruhi kondisi keuangannya.
"Saya merasa khawatir dengan kenaikan harga BBM baru yang lebih mahal. Bagi kami warga biasa, hal ini akan berdampak langsung pada pengeluaran bulanan yang semakin meningkat," ungkap Aby, Minggu, 24 Maret.
Aby menilai bakal ada dampak sosial dan ekonomi yang lebih luas dari kebijakan ini.
"Saya khawatir bahwa kenaikan harga BBM akan memicu kenaikan harga barang-barang lainnya, yang pada akhirnya akan menggerus daya beli masyarakat," tambahnya.
Senada dikatakan Ade, salah seorang seorang pelajar di salah satu perguruan di Kota Palembang.
"Kenaikan harga BBM baru tentu akan memberikan beban tambahan bagi keluarga kami. Kami sudah merasakan dampak ekonomi yang sulit akibat pandemi, dan kenaikan harga BBM akan semakin memperberat situasi," tuturnya.
Ade juga menekankan pentingnya pemerintah untuk mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam setiap kebijakan yang diambil.
"Sebagai pelajar, kami berharap kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat memperhatikan dampaknya terhadap masyarakat, terutama yang kurang mampu," ujarnya.
Sementara itu, Pemerhati Kebijakan Publik, Ir Veri Kurniawan angkat bicara terkait kebijakan pemerintah tersebut.
Dimana Veri menyoroti dampak yang mungkin timbul dari kebijakan ini, terutama terkait dengan kesejahteraan masyarakat.
Menurut Veri, langkah ini dapat memicu kenaikan harga BBM, yang pada gilirannya akan mengurangi daya beli masyarakat.
"Dampak yang paling signifikan adalah meningkatnya jumlah penduduk miskin karena turunnya nilai mata uang akibat kenaikan harga," ungkapnya, Minggu, 24 Maret.
Selain itu, Veri juga memperingatkan tentang potensi resesi ekonomi di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) akibat kebijakan tersebut.
"Kenaikan harga BBM dapat mengganggu stabilitas ekonomi dan memicu resesi yang berpotensi merugikan banyak pihak," tegasnya.