WAJIB TAHU ! Ternyata Vape Sama Bahayanya dengan Rokok, Berikut Penjelasannya

--

KESEHATAN -  Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Agus Dwi Susanto menegaskan, vape atau rokok elektrik memiliki kandungan yang sama berbahayanya dengan rokok konvensional.

Hal tersebut dikemukakannya saat dikonfirmasi ANTARA di Jakarta Kamis, merespons adanya unggahan video yang viral di media sosial TikTok, yang menceritakan tentang seorang pengguna vape rutin yang kini menjadi pasien radang paru atau pneumonia.

"Rokok konvensional dan vape itu memiliki tiga persamaan ya, yang dapat menyebabkan terjadinya risiko berbagai penyakit," katanya.

BACA JUGA:Sebentar Lagi Musim Mudik Lebaran : PAPDI Menganjurkan Vaksinasi Booster untuk Perlindungan Terhadap COVID-19

BACA JUGA:Orang Tua Wajib Tahu ! Begini Cara Mendeteksi Anak Stunting, Apa yang Harus Dilakukan ?

Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) itu mengatakan, baik vape maupun rokok memiliki kandungan nikotin, yang menyebabkan adiksi jika digunakan dalam jangka panjang, dan berpotensi menyebabkan penyakit jantung dan pembuluh darah.

Selanjutnya, ia menyebutkan, baik vape maupun rokok sama-sama memiliki kandungan zat karsinogen (pemicu kanker), di mana pada rokok konvensional, zat tersebut terdapat pada TAR.

"Vape itu nggak ada TAR-nya itu betul. Masalahnya adalah walau nggak ada TAR-nya, riset yang ada itu menunjukkan ada bahan karsinogen lain yang menyebabkan kanker, sudah ada buktinya pada riset yang ada di jurnal kelas dunia," katanya.

BACA JUGA:Anak dengan Diabetes Aman Kok Berpuasa : Tapi Harus Penuhi Syarat Tertentu !

BACA JUGA:Manfaat Luar Biasa Biji Wijen untuk Kesehatan: Membantu Pengobatan Diabetes dan Beragam Penyakit Lainnya

Riset tersebut, kata Agus, salah satunya melakukan uji coba pada tikus yang dipaparkan uap vape selama satu tahun, yang hasilnya adalah sekitar 30 persen di antaranya mengalami kanker paru, dan sekitar 50 persen di antaranya mengalami kanker kandung kemih.

Adapun persamaan ketiga, katanya, adalah sama-sama mengandung partikel halus (particulate matter/PM) yang juga terdapat pada polusi udara, yang apabila terhirup dapat menyebabkan terjadinya peradangan atau inflamasi, yang dapat menginduksi penyakit pernapasan seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), serta risiko infeksi paru seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) dan radang paru atau pneumonia.

"Karena setiap hari uap vape dihirup, maka akan terjadi peradangan, sel-sel akan terjadi perubahan, sehingga akan terjadi hipersensitif dan menjadi asma. Sel-sel juga berubah jadi tebal dan menjadi PPOK, terus, sel akan mengganggu kekebalan lokal akibat kuman, sehingga kuman akan mudah masuk. Kalau kuman mudah masuk dan bertumbuh kembang, maka akan menimbulkan infeksi dan menjadi radang, radang pernapasan, ISPA, dan radang paru atau pneumonia," katanya.

BACA JUGA:Berikut Tips Menghindari Asupan Kalori Berlebih dengan Menu Berbuka Puasa Selama Ramadan !

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan