Penuhi Kepadatan Tulang Sejak Dini untuk Cegah Osteoporosis pada Anak

Dokter sebut penuhi kepadatan tulang pada anak cegah osteoporosis-Foto : ANTARA-

BACA JUGA:Kasus Kanker Payudara Stadium Lanjut di Indonesia Masih Tinggi, Ini Penyebabnya

Frida menambahkan tulang tidak hanya tumbuh panjang dan tebel, namun juga tumbuh dalam densitas atau kepadatannya. Pada masa remaja, terjadi kenaikan densitas tulang paling tinggi.

Sementara itu, puncak kepadatan tulang terjadi sekitar usia 20–30 tahun, kemudian setelahnya kepadatan tulang akan menurun secara alami.

Terdapat faktor yang berperan memengaruhi kepadatan tulang, seperti faktor genetik yang tidak bisa dimodifikasi.

BACA JUGA:Macam-Macam Jus, Minuman Segar Penuh Gizi yang Menyehatkan Tubuh

BACA JUGA:Makanan Sehat untuk Anak, Kunci Tumbuh Kembang Optimal Sejak Dini

Namun, masih ada faktor yang bisa dimodifikasi, perbaiki, dan optimalkan, seperti memastikan anak mengalami pubertas yang normal.

“Pengaruh dari hormon jadi peningkatan kepadatan tulang yang paling tinggi itu saat remaja, hormon estrogen pada anak perempuan dan hormon testosteron pada anak laki-laki. Kedua, hormon ini merupakan antiosteoporotik yang paling kuat,” tutur Frida.

Tak hanya faktor hormon, aktivitas fisik seperti olahraga juga menjadi faktor yang diperlukan sebagai tekanan mekanik (mechanical force) akan membantu untuk meningkatkan kekuatan tulang.

Menurut Frida, pada anak-anak maupun remaja olahraga yang dianjurkan adalah yang bisa memberikan beban yang berulang repetitif terhadap tulang dan otot.

Misalnya, olahraga lari terdapat beban dari ujung kepala sampai ujung kaki.

Selain itu, faktor yang berperan terhadap kepadatan tulang adalah nutrisi, di mana ada yang makronutrien dan mikronutrien. Dalam hal ini yang banyak berperan seperti vitamin D, kalsium, mineral hingga fosfat.

“Anaknya enggak boleh gemuk banget, enggak boleh kurus banget. Kalau dari makronutrien itu contohnya karbohidrat, protein. Kalau yang penting sekali untuk tulang vitamin D harus optimal, kemudian kalsiumnya dan mineral yang penting, magnesium, zinc penting,” jelas Frida.

Lebih lanjut Frida menambahkan osteoporosis pada anak pada anak terbagi menjadi dua, yaitu primer dan sekunder.

Pada osteoporosis primer karena ada kelainan bawaan yang disebabkan kelainan genetik, paling sering namanya dikenal osteogenesis imperfecta (OI).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan