MPR Dorong Kader Politik Bermoral dan Beriman

Dokumentasi Sarasehan MPR RI-Foto: Antara-

JAKARTA — Wakil Ketua Badan Penganggaran MPR RI, Johan Rosihan, menekankan pentingnya sistem kaderisasi partai politik yang berpijak pada nilai-nilai iman, takwa, dan akhlak mulia.

Menurutnya, hal ini merupakan amanat konstitusi yang tertuang dalam Pasal 31 ayat (3) UUD 1945, yang menegaskan bahwa pendidikan nasional harus meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Pendidikan politik tidak boleh hanya menyiapkan kader yang piawai dalam strategi dan komunikasi politik, tetapi juga harus membentuk pribadi yang beriman, beretika, dan berintegritas tinggi,” ujar Johan dalam kegiatan Sarasehan MPR RI di Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (12/10).

BACA JUGA:Istana Ingatkan Waspada Hoaks

BACA JUGA:Transformasi Digital Pemerintahan: Menuju Pemerintahan 5.0 yang Terbuka dan Inklusif

Sarasehan bertajuk “Kaderisasi sebagai Jalan Peradaban: Meneguhkan Amanat Pasal 31 Ayat (3) UUD 1945 dalam Pendidikan Politik Islam dan Kebangsaan” itu mengajak peserta memahami bahwa kekuatan politik sejati bermula dari karakter dan akhlak para kadernya.

Johan menjelaskan, partai politik memiliki peran strategis dalam mencetak generasi pemimpin bangsa yang tidak hanya berwawasan luas, tetapi juga menjunjung tinggi nilai moral dan spiritual.

“Kader yang baik adalah mereka yang mampu mengabdi, bukan sekadar mengejar kekuasaan,” tegasnya.

BACA JUGA:TNI Mulai Distribusikan Seragam Dinas Baru Warna Sage Green ke Seluruh Prajurit

BACA JUGA:Prabowo Kumpulkan Menteri Bahas Swasembada Pangan dan Kampung Nelayan

Ia juga menilai, sistem kaderisasi yang berjenjang dan terarah akan mampu menciptakan generasi politikus yang berkarakter Pancasila, sejalan dengan visi mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD 1945.

Lebih lanjut, Johan menegaskan bahwa MPR RI melalui program Sosialisasi Empat Pilar terus berupaya menanamkan nilai-nilai kebangsaan — Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika — ke dalam proses pendidikan politik di berbagai lapisan masyarakat.

“Kaderisasi harus menjadi sarana pembelajaran yang membentuk kepribadian utuh: cerdas berpikir, bersih hati, dan teguh prinsip. Dari nilai iman dan takwa itulah akan lahir kader yang berilmu dan siap berkontribusi bagi Indonesia,” katanya menutup kegiatan.

BACA JUGA:Prabowo Lantik Dubes dan Pejabat Baru

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan