Menumbuhkan Kecintaan Batik Pekalongan di Kalangan Generasi Muda

Tumbuhkan kecintaan batik pada generasi muda-Foto : ANTARA-
Ada dua koleksi batik kelompok besar, yaitu Pedalaman yang memfokuskan batik motif kraton, seperti Solo dan Yogyakarta yang memiliki motif Sogan, kawung, parang, dan Truntum.
Sementara batik pesisiran, dengan motif-motif batik berasal dari pesisir utara dan selatan yang memiliki ciri khas beragam warna yang lebih semarak.
Motif batik pesisir ini, seperti berasal dari Pekalongan, Cirebon, Lasem, Madura, bahkan sampai Sumatera.
Adapun koleksi batik tertua adalah batik tahun 1940-an, seperti Jlamprang (sumbangan dari warga Fadiah Ahmad), Buket, dan Telengen.
Museum ini tidak hanya memamerkan koleksi batik dari berbagai daerah, tetapi juga menyediakan pelatihan membatik bagi pengunjung.
Museum Batik Pekalongan adalah bukti nyata komitmen kota ini dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya.
Kepala Museum Batik Pekalongan Nurhayati Sinaga mengatakan dengan tagline "Batik Membumi, Generasi Peduli" diharapkan batik semakin "bermartabat".
Artinya, batik tidak boleh lagi identik dengan pencemaran lingkungan atau batik sebagai penyumbang limbah.
Kita berharap jangan ada lagi batik berdampingan diksi dengan (air) sungai berwana hitam.
Kita bisa membuat batik yang bermartabat dengan memanfaatkan warna alam maupun dengan menyediakan IPAL.
Tidak berlebihan jika dalam peringatan Hari Batik Nasional 2025 merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan betapa berharganya warisan budaya ini.
Batik bukan sekadar kain, tetapi merupakan identitas bangsa yang penuh makna.
Dengan melestarikan dan mempromosikan batik, kita turut menjaga kekayaan budaya Indonesia agar tetap hidup dan berkembang di tengah arus modernisasi.
Mari kita kenakan batik dengan bangga, tidak hanya pada saat memperingati Hari Batik Nasional, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur dan cinta kepada budaya Indonesia. (ant)