DPR RI Segera Tuntaskan RUU Kepariwisataan, Anggaran Promosi Pariwisata Diminta Ditambah

Salah satu tempat pariwisata yang ada di Provinsi Bali-Foto : ANTARA-
Kelima, keterlibatan komunitas lokal, tokoh adat, dan pemuka agama merupakan fondasi strategi mitigasi yang efektif.
Forum dialog dan apel keamanan lokal, seperti yang dilakukan pecalang Bali, menurunkan risiko konflik lanjutan dan memperkuat citra destinasi sebagai tempat aman.
Studi Susanto dan Sushartami (2020) menunjukkan bahwa komunikasi krisis yang melibatkan masyarakat meningkatkan persepsi aman dan kenyamanan wisatawan.
Implementasi strategi mitigasi tersebut secara sistematis akan menghasilkan pemulihan pariwisata secara cepat dan berkelanjutan.
Keberhasilan strategi ini bisa dilihat dari berbagai indikator termasuk peningkatan jumlah wisatawan domestik dan internasional, pendapatan sektor pariwisata, dan persepsi aman wisatawan.
Shah dan Hussain (2024) menekankan bahwa koordinasi multi-level, dukungan ekonomi, dan promosi budaya terbukti meningkatkan resilien destinasi wisata.
Pemulihan pariwisata Indonesia tidak sekadar menunggu stabilitas sosial, tetapi membutuhkan langkah konkret yang memadukan keamanan, rehabilitasi, komunikasi, inovasi atraksi, dan partisipasi masyarakat.
Strategi ini dapat meyakinkan pemangku kebijakan bahwa sektor pariwisata dapat kembali pulih, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan memperkuat citra Indonesia sebagai destinasi aman dan menarik di mata dunia.
Dengan pendekatan teknokratik, berbasis data, dan inovatif, pariwisata Indonesia dapat bangkit lebih cepat dari dampak kerusuhan, sambil membangun ketahanan jangka panjang menghadapi risiko sosial dan bencana di masa depan.
Selain itu, penting menekankan bahwa sektor ini berkontribusi signifikan pada PDB nasional, penciptaan lapangan kerja, dan devisa negara.
Oleh karena itu, setiap strategi mitigasi harus dipandang bukan sekadar sebagai upaya jangka pendek, melainkan investasi strategis dalam stabilitas ekonomi nasional.
Dukungan lintas kementerian, sektor swasta, dan masyarakat menjadi kunci agar momentum kebangkitan ini tidak terhenti di tengah jalan.
Jika konsistensi terjaga, Indonesia berpeluang menjadikan krisis ini sebagai titik balik menuju sistem pariwisata yang lebih adaptif, berkelanjutan, dan tangguh menghadapi gejolak global di masa mendatang. (ant)