Fokus dan Edukasi Pemilahan Pengelolaan Sampah Organik

Kegiatan edukasi Pemilahan dan pengelolaan sampah organik. Foto: Istimewa--

PALEMBANG - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Integrated Terminal (IT) Palembang melaksanakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berupa pelatihan pemilahan dan pengolahan sampah organik di Kelurahan Kemang Agung, Kelurahan Kota Negara, Kamis (07/08).

Program ini merupakan respons terhadap permasalahan penumpukan volume sampah di Kelurahan Kota Negara, yang merupakan wilayah ring 1 operasional perusahaan.

Berdasarkan data dari Kelurahan Kota Negara, volume sampah yang dihasilkan mencapai lebih dari 10 ton setiap harinya, sementara ketersediaan tempat pembuangan sampah masih sangat terbatas.

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh kondisi lingkungan yang kurang bersih dan bertujuan mencegah permasalahan kesehatan masyarakat akibat pengelolaan sampah yang tidak optimal. Program ini tidak hanya fokus mengatasi permasalahan sampah, tetapi juga membangun kesadaran lingkungan dan kemandirian ekonomi masyarakat.

BACA JUGA:Catat 152 Kejadian Karhutla selama Januari-Agustus 2025

BACA JUGA:Jamin Keamanan Perjalanan Kereta, KAI Divre III Gandeng TNI-Polri dan Pemda

Inisiatif tersebut menjadi wujud nyata kolaborasi strategis antara korporasi dan komunitas dalam menciptakan solusi berkelanjutan yang berdampak positif bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat.

Melalui program ini, masyarakat diedukasi mengenai pemilahan sampah berdasarkan jenis sebagai fondasi keberlanjutan program, dilanjutkan dengan praktik langsung mengolah sampah organik menjadi kompos untuk media tanam. Inisiatif ini dirancang sebagai solusi agar masyarakat tidak sepenuhnya bergantung pada penjemputan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

Dalam pelaksanaanya, program pelatihan pengelolaan sampah ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Lina, salah satu peserta pelatihan, berbagi pengalamannya dalam mengikuti program tersebut.

"Alhamdulillah, pelatihan ini berlangsung dengan baik dan partisipasi masyarakat, terutama ibu-ibu, sangat tinggi. Awalnya kami sempat ragu mengikuti program ini karena persepsi negatif terhadap sampah yang identik dengan bau dan sumber penyakit. Namun, setelah memperoleh pemahaman mendalam tentang pemilahan sampah dan menyaksikan langsung proses pengolahannya, kami justru termotivasi untuk mencobanya,” ungkap Lina.

BACA JUGA:Tumbuh 5,42 Persen di Triwulan II Tahun 2025

BACA JUGA:Deteksi 42 Titik Panas pada Awal Agustus 2025

Program ini diharapkan memberikan dampak berkelanjutan bagi lingkungan melalui praktik daur ulang yang mengurangi volume sampah dan menciptakan lingkungan lebih bersih serta sehat.

Pelatihan mengajarkan masyarakat mengubah sampah menjadi produk bernilai seperti kompos, membuka peluang usaha baru dan meningkatkan pendapatan keluarga. Kolaborasi ini membuktikan bahwa sampah yang semula dianggap tidak berguna dapat diubah menjadi nilai ekonomi yang menguntungkan masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan