Pertimbangkan Blokir Roblox, DPR dan KPAI Soroti Konten Kekerasan pada Anak

Game online Roblox yang saat ini digemari anak-anak an diduga mengandung kekerasan-Foto : Istimewa-

Anak perlu diajari mengenali risiko dan peluang dunia maya. Kurikulum sekolah semestinya memasukkan tema-tema etika digital, keamanan online, dan kesadaran akan jejak digital (digital footprint).

Kedua, dibutuhkan keterlibatan orang tua secara aktif. Orang tua perlu mengubah pola komunikasi dari melarang menjadi dialog.

Misalnya, menanyakan bukan hanya “Main Apa?” tetapi juga “Apa yang kamu pelajari dari game itu?” Anak perlu merasa dunia digital mereka dipahami, bukan dimusuhi.

Ketiga, pemanfaatan fitur pengawasan. Platform seperti Roblox menyediakan fitur parental control yang memungkinkan pembatasan akses, mematikan chat, atau memfilter konten.

Namun fitur ini sering diabaikan karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian.

Keempat, perlu diadakan pelatihan bagi guru dan pendidik. Dunia pendidikan tidak boleh tertinggal. Guru perlu dibekali pemahaman tentang dinamika digital anak.

Mereka bisa menjadi mitra orang tua dalam mengarahkan anak secara bijak.

Generasi anak-anak kita hidup di dua dunia: dunia nyata dan dunia digital. Keduanya saling terkait, saling mempengaruhi, dan saling membentuk.

Kita tidak bisa melindungi mereka hanya dengan mengunci satu pintu, sebab akan selalu ada pintu lain yang terbuka. Maka tugas kita adalah membekali mereka dengan kompas yang tepat untuk menavigasi keduanya.

Pelajaran dari pelarangan Roblox adalah ajakan reflektif: bukan hanya untuk anak-anak, tetapi untuk kita sendiri sebagai orang dewasa.

Apakah kita siap hadir di dunia digital mereka? Ataukah kita akan terus menjadi pengamat yang terkejut dan reaktif?

Roblox hanyalah sebuah paltform.

Dunia digital akan terus berkembang. Tapi nilai yang kita tanam hari ini - kejujuran, tanggung jawab, kehati-hatian, dan kesadaran - akan menjadi fondasi anak untuk berjalan bijak di dunia mana pun, nyata atau maya

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Abdul Fikri Faqih memandang langkah membatasi anak dalam memainkan gim Roblox merupakan hal yang patut didukung karena merupakan bagian dari pendidikan karakter dan etika digital.

"Digitalisasi itu tidak bisa kita hindari, tapi harus diarahkan. Anak-anak harus diajari etika berteknologi, bukan hanya cara menggunakannya," kata Fikri saat dihubungi di Jakarta, Jumat (08/08/2025).

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan