Bukan Sekadar Rebadge: i2C, Mobil Listrik Nasional dengan IP Asli Indonesia

Bukan Sekadar Rebadge: i2C, Mobil Listrik Nasional dengan IP Asli Indonesia-foto:dokumen palpos-
Menariknya, harga jual yang ditargetkan sangat kompetitif, yakni di bawah Rp 500 juta.
Untuk ukuran sebuah SUV listrik 7-seater dengan platform modern dan fitur canggih, harga ini jelas sangat agresif.
Terlebih lagi jika disandingkan dengan harga mobil listrik asal Tiongkok yang kini mendominasi pasar Indonesia, i2C berpotensi menjadi game-changer.
Fokus Awal: Mobil Pemerintah dan Penguatan Rantai Pasok Lokal
Satu hal yang menandakan keseriusan i2C bukan hanya target produksinya, tetapi juga segmentasi pasar yang dituju.
Menurut pernyataan Italdesign, i2C akan lebih dahulu difokuskan untuk penggunaan pemerintah. Strategi ini mirip dengan pendekatan awal yang diambil oleh BYD di Tiongkok dan Tesla di AS, yang memulai penjualannya dari sektor tertentu sebelum masuk ke pasar ritel.
Dengan dukungan pemerintah, bukan tidak mungkin i2C bisa menjadi tulang punggung armada kendaraan dinas berbasis listrik di masa depan.
Hal ini juga dapat menjadi langkah strategis untuk membangun ekosistem EV lokal—mulai dari rantai pasok komponen, baterai, charging infrastructure, hingga layanan purna jual.
PT TMI juga menyebutkan bahwa sejumlah komponen lokal akan mulai digunakan dalam produksi i2C.
Ini sejalan dengan target TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) yang kini semakin diperketat oleh pemerintah untuk semua kendaraan listrik yang dipasarkan di Indonesia.
Desain Terinspirasi Budaya Nusantara: Ada Sentuhan Batik dan Garuda
Berbicara soal desain, i2C tidak hanya menampilkan garis tubuh khas SUV modern yang aerodinamis dan futuristik.
Tim desainer Indonesia juga berusaha menyisipkan unsur budaya Nusantara, seperti motif batik pada grill depan, serta filosofi Garuda pada bentuk lampu belakang dan lekukan bodi.
Pendekatan ini menjadikan i2C tidak sekadar sebuah kendaraan, tapi juga representasi identitas nasional, membuktikan bahwa kendaraan listrik bisa dibuat dengan cita rasa lokal tanpa harus mengorbankan performa dan estetika global.
Tantangan i2C di Tengah Pasar EV yang Sudah Padat