Petani di Pemulutan Selatan Dukung Program IP 200, Hadapi Kendala Alsintan dan Pengairan

Petani di Ogan Ilir Sedang Membajak Sawahnya-foto:dokumen palpos-
Petani di wilayah tersebut masih mengandalkan air dari sungai kecil yang tidak terhubung langsung dengan Sungai Ogan, itupun jaraknya dari lahan sawah cukup jauh.
Akibatnya, pengairan sawah harus dilakukan dengan cara menyedot air dari sungai menggunakan mesin, yang menyebabkan pendangkalan dan berdampak pada kebutuhan air warga untuk keperluan mandi, cuci, dan kakus.
“Ada opsi lain seperti membuat sumur bor, tapi untuk itu diperlukan dana yang besar, sementara para petani kami masih terbatas secara ekonomi,” keluh Rizki.
Hal ini membuat ketergantungan pada sumber air terbuka menjadi semakin tinggi, terlebih di musim kemarau.
Melihat kondisi ini, Rizki dan kelompok taninya berharap ada perhatian lebih lanjut dari pemerintah.
Mereka meminta dukungan berupa tambahan peralatan alsintan serta solusi konkret untuk pengairan, seperti pengadaan sumur bor atau pengerukan sungai-sungai kecil yang menjadi sumber utama pengairan lahan pertanian mereka.
“Kami para petani hanya bisa berusaha semampunya, tapi dengan dukungan fasilitas dan infrastruktur yang memadai, hasil pertanian pasti akan lebih baik dan mendukung ketahanan pangan nasional,” tutup Rizki penuh harap.