5 Kabupaten Termiskin di Sumatera Selatan Tahun 2025: Juaranya Kabupaten yang Ada Tambang Emas !

Reporter: Maryati |

Editor: Robiansyah |

Selasa , 15 Jul 2025 - 16:37

Muratara merupakan salah satu kabupaten termiskin di Sumatera Selatan berdasarkan data BPS terbaru tahun 2024-Foto : Dokumen Palpos-

KORANPALPOS.COM - Tingkat kemiskinan masih menjadi tantangan utama bagi sejumlah daerah di Provinsi Sumatera Selatan.

Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan tahun 2024, tercatat 5 kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi, yang menjadikan mereka sebagai daerah termiskin di wilayah ini.

Kelima kabupaten tersebut adalah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Kabupaten Lahat, dan Kabupaten Musi Rawas, Kabupaten Ogan Komering Ilir dan Kabupaten Musi Banyuasin.

Meskipun beberapa di antaranya menunjukkan tren penurunan angka kemiskinan, jumlah penduduk miskin yang masih tinggi tetap menjadi indikator serius yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pusat.

1. Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara) – 17,38 Persen Penduduk Miskin

Kabupaten Musi Rawas Utara menempati urutan pertama sebagai daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di Sumatera Selatan, yaitu 17,38 persen dari total populasi sekitar 201,49 ribu jiwa.

Muratara sendiri memiliki luas wilayah mencapai 6.009 km², yang didominasi oleh kawasan pertanian, perkebunan, dan sumber daya alam.

Selain itu, di perut bumi Muratara menyimpan sumber kakayaan alam melimpah seperti tambang emas dan batubara serta minyak bumi.

Namun, meski memiliki potensi sektor primer yang besar seperti karet dan sawit, Muratara belum mampu mengangkat kesejahteraan sebagian besar warganya.

5 kabupaten termiskin di sumatera selatan tahun 2025: juaranya kabupaten yang ada tambang emas !                            koranpalpos.com - tingkat kemiskinan masih menjadi tantangan utama bagi sejumlah daerah di provinsi sumatera selatan.
berdasarkan data terbaru dari badan pusat statistik (bps) sumatera selatan tahun 2024, tercatat 5 kabupaten dengan persentase penduduk miskin tertinggi, yang menjadikan mereka sebagai daerah termiskin di wilayah ini.
kelima kabupaten tersebut adalah kabupaten musi rawas utara (muratara), kabupaten lahat, dan kabupaten musi rawas, kabupaten ogan komering ilir dan kabupaten musi banyuasin.
baca juga:pagar alam masuk daftar kota paling intoleran di indonesia 2025: alarm bagi pemerintah daerah ?
baca juga:5 jenis sapi yang paling dicari untuk kurban di indonesia : berikut daftar lengkap kisaran harga !
meskipun beberapa di antaranya menunjukkan tren penurunan angka kemiskinan, jumlah penduduk miskin yang masih tinggi tetap menjadi indikator serius yang membutuhkan perhatian lebih dari pemerintah daerah dan pusat.
1. kabupaten musi rawas utara (muratara) – 17,38 persen penduduk miskin
kabupaten musi rawas utara menempati urutan pertama sebagai daerah dengan persentase penduduk miskin tertinggi di sumatera selatan, yaitu 17,38 persen dari total populasi sekitar 201,49 ribu jiwa.
baca juga:daftar 10 kabupaten dan kota paling tajir di sumatera selatan 2025 : siapa paling boros ?
baca juga:daftar 10 kampus raksasa di indonesia : nomor 1 terluas se-asia tenggara mencapai 760 hektare !
muratara sendiri memiliki luas wilayah mencapai 6.009 km², yang didominasi oleh kawasan pertanian, perkebunan, dan sumber daya alam.
selain itu, di perut bumi muratara menyimpan sumber kakayaan alam melimpah seperti tambang emas dan batubara serta minyak bumi.
namun, meski memiliki potensi sektor primer yang besar seperti karet dan sawit, muratara belum mampu mengangkat kesejahteraan sebagian besar warganya.
baca juga:daftar 5 kabupaten dengan sdm paling rendah di sumatera selatan 2024 : data bps terbaru !
baca juga:daftar 10 kabupaten dengan penduduk paling maju di indonesia 2024 : inspirasi bagi daerah lain !
rendahnya akses terhadap infrastruktur dasar, terbatasnya lapangan kerja formal, serta ketimpangan distribusi ekonomi menjadi faktor penyebab tingginya angka kemiskinan di daerah ini.
padahal, sektor pertanian muratara tergolong menjanjikan.
jika dikelola dengan baik melalui inovasi teknologi, bantuan alat pertanian modern, dan jaminan harga hasil tani yang stabil, daerah ini bisa keluar dari zona kemiskinan.
baca juga:4 kota di indonesia ini masuk daftar terpanas di asia tenggara : ada 2 kota di sumatera ! 
baca juga:banyuasin dan oki bakal jadi kabupaten kaya raya di sumatera selatan : berikut daftar harga emas hijau 2024 !
bupati muratara juga telah menyiapkan sejumlah program pemberdayaan ekonomi berbasis desa, namun realisasinya masih perlu didorong dengan dukungan anggaran dan pendampingan teknis yang lebih maksimal.
2. kabupaten lahat – 14,14 persen penduduk miskin
di posisi kedua sebagai kabupaten termiskin di sumatera selatan adalah kabupaten lahat, dengan persentase penduduk miskin mencapai 14,14 persen dari total populasi 444,89 ribu jiwa.
kabupaten ini memiliki wilayah seluas 4.362 km² yang sebagian besar merupakan dataran tinggi dan wilayah pegunungan.
lahat dikenal sebagai salah satu daerah dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama di sektor pertambangan batubara, energi panas bumi, dan pertanian.
namun, potensi besar tersebut belum sepenuhnya terdistribusi secara merata dalam bentuk kesejahteraan masyarakat.
masih banyak warga di pedesaan kabupaten lahat yang hidup dalam keterbatasan, terutama di wilayah yang sulit dijangkau.
beberapa wilayah bahkan belum memiliki akses jalan yang memadai atau fasilitas kesehatan yang layak.
program-program penanggulangan kemiskinan seperti bedah rumah, bantuan sosial tunai, dan peningkatan umkm memang telah berjalan.
namun tantangan struktural seperti pendidikan rendah dan keterbatasan peluang kerja menjadi kendala yang harus diselesaikan secara komprehensif.
3. kabupaten musi rawas – 13,44 persen penduduk miskin
kabupaten musi rawas menempati urutan ketiga dalam daftar kabupaten termiskin di sumatera selatan, dengan persentase penduduk miskin sebesar 13,44 persen dari jumlah penduduk sebanyak 425.150 jiwa.
luas wilayah musi rawas sendiri mencapai 6.357 km², menjadikannya salah satu kabupaten terluas di provinsi ini.
musi rawas memiliki basis ekonomi yang hampir sama dengan muratara, yakni sektor pertanian dan perkebunan, khususnya komoditas seperti karet dan kelapa sawit.
namun, persoalan klasik seperti fluktuasi harga komoditas, rendahnya produktivitas petani, dan lemahnya akses pasar menyebabkan masyarakat desa tetap berada dalam kondisi ekonomi yang rentan.
pemerintah daerah sejauh ini telah menggagas berbagai upaya seperti program peningkatan infrastruktur jalan tani, bantuan pupuk, dan pemberdayaan kelompok tani wanita (kwt).
namun untuk menjangkau masyarakat miskin di wilayah terpencil, dibutuhkan strategi lintas sektor yang melibatkan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur secara simultan.
4. kabupaten musi banyuasin – 12,88 persen penduduk miskin
kabupaten musi banyuasin (muba) meski dikenal sebagai daerah penghasil migas dan sawit, ternyata masih memiliki angka kemiskinan di atas rata-rata provinsi, yakni 12,88 persen.
ketimpangan antara kawasan industri dan desa-desa terpencil jadi tantangan yang perlu dijawab pemerintah setempat.
5. kabupaten ogan komering ilir (oki) – 12,08 persen penduduk miskin
oki, dengan jumlah penduduk miskin mencapai 12,08 persen, juga menjadi sorotan karena luas wilayahnya yang sangat besar namun belum sepenuhnya berkembang secara merata, terutama dari segi infrastruktur dan pendidikan.
angka kemiskinan di sumatera selatan masih menjadi pekerjaan rumah besar, terutama bagi kabupaten-kabupaten yang masuk dalam daftar termiskin.
meskipun ada tren penurunan kemiskinan secara umum di provinsi ini, namun disparitas antarwilayah menjadi kendala utama.
berbagai program seperti bantuan langsung tunai (blt), program keluarga harapan (pkh), subsidi pangan, hingga pemberdayaan umkm memang telah dijalankan oleh pemerintah pusat dan daerah.
namun demikian, program-program tersebut perlu diiringi oleh:
peningkatan akses pendidikan dan pelatihan kerja.
pengembangan infrastruktur desa, terutama jalan dan irigasi.
diversifikasi sumber penghasilan masyarakat pedesaan.
peningkatan kualitas layanan kesehatan.
keberhasilan menurunkan angka kemiskinan bukan hanya terletak pada intervensi pemerintah, tetapi juga kolaborasi semua pihak, termasuk dunia usaha, akademisi, dan organisasi masyarakat sipil.
dibutuhkan kebijakan pembangunan yang inklusif, berbasis data, dan tepat sasaran untuk menjawab tantangan tersebut.
dengan langkah yang terukur, bukan tidak mungkin daerah-daerah ini akan mampu keluar dari jerat kemiskinan dan sejajar dengan daerah lain yang lebih maju di sumatera selatan.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Palembang Pos 16 Juli 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan