Gubernur Herman Deru Raih Gelar Doktor, Bawa Terobosan Model Pembangunan Inklusif

Gubernur Herman Deru Raih Gelar Doktor, Bawa Terobosan Model Pembangunan Inklusif-foto:dokumen palpos-
KORANPALPOS.COM – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel), H. Herman Deru, resmi menyandang gelar akademik doktor usai menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor di Universitas Sriwijaya, Palembang, Senin (30/6/2025).
Dalam sidang tersebut, Herman Deru memaparkan disertasi berjudul "Model Implementasi Kebijakan Pembangunan Inklusif Berbasis Infrastruktur di Sumatera Selatan."
Sidang terbuka ini menjadi momen penting yang menandai keberhasilan akademik tertinggi bagi Gubernur Sumsel yang juga dikenal sebagai pemimpin dengan visi pembangunan yang kuat.
BACA JUGA:Polsek Tanjung Batu Lakukan Patroli Karhutla: Ini Yang Ditemukan
BACA JUGA:Bulog OKU Cegah Peredaran Beras Oplosan
Proses ini merupakan tahapan akhir dari pendidikan program Doktor Administrasi Publik di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sriwijaya.
Bersama promotor utama Prof. Dr. Alfitri, M.Si, dan dua co-promotor yakni Dr. Andries Lionardo, M.Si dan Dr. Ir. Abdul Najib, M.M, Herman Deru berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji dan akademisi yang hadir dalam sidang terbuka tersebut.
Dalam disertasinya, Herman Deru memperkenalkan model "DERU" — akronim dari Dialogis, Empatik, dan Responsif untuk Pembangunan Inklusif Berbasis Infrastruktur.
BACA JUGA:Dinas Perikanan OKU Tebar 210 Ribu Benih Ikan di Sungai Ogan
BACA JUGA:Tingkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat, Kodim 0402/OKI Gelar Mitigasi Bencana
Model ini menjadi kontribusi teoritis yang menggabungkan konsep ilmiah dengan pengalaman empiriknya selama memimpin daerah.
"Model DERU mengintegrasikan enam unsur, yaitu kerangka kebijakan formal Thomas B. Smith, temuan lapangan, proses tafsir sosial, peran pemimpin kontekstual, infrastruktur sebagai media transformasi sosial, dan nilai sosial sebagai dasar praksis kebijakan inklusif," papar Herman Deru saat presentasi.
Penelitian ini sekaligus menawarkan pembaruan terhadap teori implementasi kebijakan yang sebelumnya bersifat teknokratis menjadi lebih interpretatif dan kontekstual.
BACA JUGA:Lepas Keberangkatan Kontingen POR Korpri, Walikota: Cak Harap Dapat Mengharumkan Nama Prabumulih