Kolak Biji Salak: Takjil Tradisional yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar

Kolak biji salak, perpaduan sempurna antara manisnya gula merah dan lembutnya bola ubi, menjadi takjil favorit sepanjang masa yang selalu dinantikan saat berbuka puasa-foto:Istimewa-
Kukus ubi jalar hingga matang dan empuk. Haluskan selagi hangat, lalu campurkan dengan tepung tapioka dan garam.
Uleni hingga kalis dan bentuk menjadi bola-bola kecil seukuran kelereng.
Rebus bola ubi dalam air mendidih hingga mengapung. Angkat dan tiriskan.
Rebus gula merah, gula pasir, air, dan daun pandan hingga mendidih dan gula larut. Saring jika perlu.
Masukkan bola ubi ke dalam kuah gula merah dan masak sebentar agar meresap.
Untuk kuah santan, rebus santan dengan garam dan daun pandan sambil terus diaduk agar tidak pecah.
Sajikan bola biji salak bersama kuah gula dan siram dengan kuah santan di atasnya.
Kolak biji salak dapat dinikmati dalam keadaan hangat maupun dingin dengan tambahan es batu, sesuai selera.
Ubi jalar sebagai bahan utama kolak biji salak kaya akan vitamin A, C, dan beta-karoten, yang baik untuk kesehatan mata dan sistem imun.
Kandungan seratnya membantu melancarkan pencernaan dan memberikan rasa kenyang lebih lama.
Gula merah yang digunakan juga mengandung zat besi dan antioksidan alami, sementara santan memberikan energi dari lemak nabati.
Namun, karena kolak ini mengandung cukup banyak gula dan santan, konsumsinya tetap perlu dibatasi, terutama bagi penderita diabetes atau yang sedang menjalani program diet.
Meski merupakan makanan tradisional, kolak biji salak telah mengalami berbagai inovasi dalam penyajiannya.
Beberapa kafe dan restoran modern bahkan menambahkan topping seperti keju parut, es krim, atau sirup pandan untuk memberikan cita rasa baru yang lebih kekinian.
Inovasi ini menjadikan kolak biji salak semakin dikenal generasi muda dan menjadi menu andalan di berbagai festival kuliner.