Cimol Camilan Khas Sunda yang Melegenda: Gurih, Kenyal, dan Digemari Semua Kalangan

Cimol Camilan Kenyal Khas Sunda yang Tak Pernah Kehilangan Penggemar-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Wajik Ketan: Cita Rasa Manis Tradisional yang Tetap Digemari di Tengah Modernisasi
Membuat cimol sebenarnya cukup sederhana, namun butuh teknik agar hasilnya sempurna dan tidak meletus saat digoreng.
Adonan cimol terbuat dari campuran tepung tapioka, bawang putih bubuk, garam, dan sedikit air panas.
Setelah dibentuk bulat-bulat, cimol digoreng dengan api kecil dan minyak dingin sejak awal—cara ini membantu menghindari letusan karena tekanan uap dalam bola aci.
Setelah matang, cimol ditiriskan lalu dibumbui dengan bubuk kering sesuai selera.
Inilah yang menjadi daya tarik utama cimol modern—varian rasa yang beragam dan kekinian, menjadikannya camilan favorit anak muda hingga orang dewasa.
Dalam beberapa tahun terakhir, cimol mengalami transformasi besar dalam dunia kuliner.
Tak hanya sebagai jajanan pinggir jalan, cimol kini menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Banyak pengusaha muda yang menjual cimol dalam bentuk frozen food maupun dalam gerai-gerai makanan ringan dengan branding menarik.
Di media sosial, terutama TikTok dan Instagram, banyak video viral yang menunjukkan berbagai kreasi cimol, seperti cimol kopong, cimol mozarella, hingga cimol pedas level ekstrem.
Kreativitas ini turut mengangkat pamor cimol sebagai camilan lokal yang mampu bersaing dengan snack impor sekalipun.
Meskipun enak dan mengenyangkan, cimol bukan tanpa kritik. Karena terbuat dari tepung tapioka dan digoreng, cimol termasuk makanan tinggi karbohidrat dan lemak.
Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan gangguan pencernaan, terutama jika tidak dibarengi dengan makanan berserat atau bergizi seimbang.
Namun, cimol tetap bisa dinikmati dengan bijak.
Kini, banyak penjual yang mencoba membuat cimol versi lebih sehat, seperti digoreng dengan air fryer atau menggunakan minyak non-trans fat.