Kicang: Jajanan Tradisional yang Melekat di Hati Masyarakat

Kue kicang, warisan rasa dari masa lalu yang layak dilestarikan-foto:Istimewa-
BACA JUGA:Mie Goreng Tomat Inovasi Lezat yang Semakin Diminati Pecinta Kuliner Indonesia
Itulah sebabnya kue kicang sering disajikan dalam acara kenduri atau tasyakuran sebagai simbol permohonan doa dan kebersamaan.
Untuk membuat kue kicang, bahan-bahan yang digunakan cukup sederhana dan mudah ditemukan, antara lain:
Beras ketan putih (direndam terlebih dahulu)
Gula merah (diparut atau dicairkan)
Santan kelapa
Daun pisang untuk membungkus
Proses pembuatannya diawali dengan mengukus beras ketan hingga setengah matang, kemudian dicampur dengan santan dan dikukus kembali hingga matang sempurna.
Setelah itu, ketan diletakkan di atas daun pisang dan ditambahkan larutan gula merah. Kemudian kue dibungkus dan dikukus kembali sebentar agar rasa manis meresap.
Aroma daun pisang yang khas berpadu dengan legitnya gula merah dan pulen-nya ketan membuat kue ini cocok disantap sebagai teman minum teh di pagi atau sore hari.
Sayangnya, keberadaan kue kicang semakin sulit ditemukan, terutama di kota-kota besar.
Gempuran makanan modern dan instan membuat banyak jajanan tradisional terlupakan.
Di pasar-pasar tradisional pun, kue ini mulai jarang dijajakan karena dianggap kurang komersial dibandingkan produk bakery atau jajanan kekinian lainnya.
Namun, di tengah tren kembali ke makanan tradisional dan alami, kicang mulai dilirik kembali oleh pegiat kuliner dan komunitas pecinta makanan tradisional.
Bahkan beberapa UMKM mulai mengemas kue kicang secara modern agar menarik minat generasi muda.