Re Nissan: 7 Pabrik Tutup, Livina Model Favorit di Indonesia Terancam?

Nissan Grand Livina -Foto: Youtube @Newautocar-

- Fokus Nissan akan beralih ke EV dan hybrid, sehingga konsumen yang ingin mobil konvensional mungkin akan punya opsi lebih terbatas.

- Servis dan ketersediaan spare part untuk model-model lama mungkin akan terpengaruh dalam jangka menengah.

Nissan “Reborn” atau Nissan “Downsized”?

“Re:Nissan” bukan sekadar restrukturisasi. Ini adalah pertaruhan hidup dan mati bagi salah satu merek otomotif tertua di dunia.

Di satu sisi, ini adalah kesempatan bagi Nissan untuk kembali relevan di era elektrifikasi. Di sisi lain, kalau eksekusinya gagal, bisa jadi Nissan akan kehilangan posisi di liga utama otomotif dunia.

Beberapa strategi yang akan jadi penentu sukses atau tidaknya “Re:Nissan”:

- Mempercepat adopsi EV dan hybrid, seperti lewat model Ariya atau e-Power.

- Maksimalkan aliansi dengan Renault dan Mitsubishi untuk efisiensi skala.

- Fokus pada pasar yang benar-benar potensial, termasuk Asia Tenggara.

Buat para pecinta otomotif, kabar ini adalah pengingat bahwa industri mobil sedang berubah cepat.

Merek besar pun bisa goyah jika tidak siap berinovasi.

Nissan sudah memilih jalannya merampingkan operasi, mempercepat pengembangan, dan memfokuskan diri ke segmen yang dianggap masa depan: EV dan teknologi pintar.

Namun proses ini tidak tanpa risiko, dan konsumen harus siap menghadapi kemungkinan hilangnya model favorit atau bahkan layanan purna jual yang makin terbatas.

Kita tunggu saja apakah “Re:Nissan” benar-benar bisa menghidupkan kembali brand legendaris ini… atau justru menjadi awal dari pengurangan skala bisnis secara permanen.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan